Bank Harus Piawai Rebut Pangsa Pasar Generasi Muda
Selasa, 10 Oktober 2023 - 22:10 WIB
JAKARTA - Perbankan harus piawai memanfaatkan pangsa pasar dari generasi milenial dan Gen Z, sebab generasi ini sudah fasih dalam menggunakan berbagai aplikasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bank perlu terus mengembangkan layanan yang lebih spesifik sesuai kebutuhan mereka, misalnya fasilitas split bill, tabungan perumahan, hingga fasilitas perencanaan keuangan pribadi.
"Bank juga bisa menggaet milenial dan Gen Z yang aktif melakukan transaksi saham, reksadana, hingga pembelian obligasi ritel dan emas digital," kata Bhima Yudhistira, ekonom CELIOS, Selasa (10/10/2023).
Selain itu, kata Bhima, mobile banking sangat diperlukan karena pengisian e-wallet yang saat ini penggunaannya meluas juga tetap harus lewat transfer bank. "Berbagai aktivitas transaksi digital membutuhkan mobile banking termasuk pembayaran lewat qris," ujarnya.
Bhima menambahkan, generasi milenial dan Gen Z memiliki gaya hidup yang serbacepat dan praktis, sehingga mereka lebih memilih layanan perbankan yang mudah dan efisien. Bank perlu terus aktif menggandeng merchant, terutama di wilayah tier 2 dan tier 3, sehingga fasilitas pembayaran digital seperti qris makin mudah dijangkau generasi muda.
Berdasarkan Laporan Khusus Jakpat tentang Tren Fintech Indonesia semester I-2023 terhadap hampir 1.500 responden berusia 17 hingga 54 tahun di seluruh Indonesia, terungkap bahwa 83% atau 8 dari 10 responden menggunakan metode pembayaran digital untuk transaksi online dan offline.
Dari jumlah tersebut, 52% di antaranya menggunakan digital banking, yang mencakup aplikasi mobile banking dan digital banking dari perbankan. Mayoritas merupakan generasi millennial (45%) dan Gen Z (30%).
Dalam riset yang sama dijelaskan bahwa fitur utama yang digunakan responden di mobile banking adalah transfer (63%), virtual account (12%), dan top-up e-wallet (10%).
Sementara itu, hal yang paling dicari pengguna dari aplikasi mobile banking adalah fitur pembayaran tagihan yang lengkap (65%), biaya transfer yang rendah atau gratis ke bank lain (58%), dan fitur pengelolaan keuangan seperti laporan pemasukan dan pengeluaran (54%).
"Bank juga bisa menggaet milenial dan Gen Z yang aktif melakukan transaksi saham, reksadana, hingga pembelian obligasi ritel dan emas digital," kata Bhima Yudhistira, ekonom CELIOS, Selasa (10/10/2023).
Selain itu, kata Bhima, mobile banking sangat diperlukan karena pengisian e-wallet yang saat ini penggunaannya meluas juga tetap harus lewat transfer bank. "Berbagai aktivitas transaksi digital membutuhkan mobile banking termasuk pembayaran lewat qris," ujarnya.
Bhima menambahkan, generasi milenial dan Gen Z memiliki gaya hidup yang serbacepat dan praktis, sehingga mereka lebih memilih layanan perbankan yang mudah dan efisien. Bank perlu terus aktif menggandeng merchant, terutama di wilayah tier 2 dan tier 3, sehingga fasilitas pembayaran digital seperti qris makin mudah dijangkau generasi muda.
Berdasarkan Laporan Khusus Jakpat tentang Tren Fintech Indonesia semester I-2023 terhadap hampir 1.500 responden berusia 17 hingga 54 tahun di seluruh Indonesia, terungkap bahwa 83% atau 8 dari 10 responden menggunakan metode pembayaran digital untuk transaksi online dan offline.
Dari jumlah tersebut, 52% di antaranya menggunakan digital banking, yang mencakup aplikasi mobile banking dan digital banking dari perbankan. Mayoritas merupakan generasi millennial (45%) dan Gen Z (30%).
Dalam riset yang sama dijelaskan bahwa fitur utama yang digunakan responden di mobile banking adalah transfer (63%), virtual account (12%), dan top-up e-wallet (10%).
Sementara itu, hal yang paling dicari pengguna dari aplikasi mobile banking adalah fitur pembayaran tagihan yang lengkap (65%), biaya transfer yang rendah atau gratis ke bank lain (58%), dan fitur pengelolaan keuangan seperti laporan pemasukan dan pengeluaran (54%).
tulis komentar anda