Serangan Darat Israel Bakal Naikkan Harga Minyak: Bisa Tembus USD100 per Barel

Sabtu, 14 Oktober 2023 - 15:30 WIB
Serangan darat Israel bakal didihkan harga minyak dunia. Foto/Reuters
JAKARTA - Harga minyak dunia melonjak hampir 6% pada akhir perdagangan Jumat kemarin (13/10/2023). Minyak jenis Brent membukukan kenaikan mingguan tertinggi sejak Februari. Investor memperkirakan kemungkinan bahwa konflik di Timur Tengah dapat meluas ketika Israel memulai serangan darat di wilayah Jalur Gaza.



Mengutip Reuters, Sabtu (14/10/2023), Brent berjangka ditutup naik USD4,89 atau 5,7% menjadi USD90,89 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik USD4,78 atau 5,8% menjadi USD87,69 per barel. Kedua tolok ukur tersebut membukukan persentase kenaikan harian tertinggi sejak April.



Brent juga mencatat kenaikan mingguan sebesar 7,5%, kenaikan terbesar sejak Februari. WTI naik 5,9% untuk minggu ini.

Memang Konflik di Timur Tengah berdampak kecil terhadap pasokan minyak dan gas global, dan Israel bukanlah produsen besar. Namun para investor dan pengamat pasar sedang mengkaji peningkatan dampak konflik dan pengaruhnya terhadap pasokan dari negara-negara terdekat di kawasan penghasil minyak terbesar dunia.

Menteri Perminyakan Iran Javad Owji mengatakan pada hari Jumat bahwa harga minyak diperkirakan mencapai USD100 per barel karena situasi saat ini di Timur Tengah. Jika AS memperketat penegakan sanksi terhadap ekspor minyak Iran karena peran mereka dalam konflik melawan Israel, maka pasokan minyak Iran bisa turun.

Di sisi lain, Arab Saudi menunda rencana yang didukung AS untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Penundaan itu menandakan adanya pemikiran ulang yang cepat mengenai prioritas kebijakan luar negerinya ketika konflik meningkat.

Kondisi ini mungkin berdampak pada pasokan karena Arab Saudi mengatakan kepada Gedung Putih bahwa mereka bersedia meningkatkan produksi minyak awal tahun depan untuk membantu mengamankan kesepakatan tersebut.

Yang juga turut mendorong kenaikan harga minyak adalah tindakan Amerika pada hari Kamis yang menjatuhkan sanksi pertama terhadap pemilik kapal tanker yang membawa minyak Rusia dengan harga di atas batas harga G7 sebesar USD60 per barel. Rusia adalah produsen minyak terbesar kedua di dunia dan eksportir utama, dan pengawasan yang lebih ketat dari AS terhadap pengirimannya dapat membatasi pasokan.

“Pasar minyak mengantisipasi bahwa AS akan menerapkan sanksi yang lebih ketat terhadap Rusia dan Iran, dan hal itu akan menyebabkan pengurangan pasokan,” kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates.



Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) minggu ini mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global. Keputusan itu berdasarkan tanda-tanda ketahanan ekonomi dunia sepanjang tahun ini dan memperkirakan kenaikan permintaan lebih lanjut di China, importir minyak terbesar di dunia.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More