Perkuat Investor dan Agen Distribusi Hadapi Tahun Politik lewat ISF 2023
Selasa, 17 Oktober 2023 - 11:58 WIB
Chief Economist PT BRI Danareksa Sekuritas, Helmy Kristanto mengatakan, bahwa tren disinflasi dan semakin banyak Bank Sentral yang memilih untuk tidak menaikkan suku bunga terus berlanjut, maka perhatian utama akan difokuskan pada pertumbuhan ekonomi.
Dari sisi dalam negeri, diperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga hingga akhir tahun ini. Selain itu, periode pemilu akan memberikan dukungan terhadap konsumsi dalam negeri, yang dalam sejarahnya cenderung memberikan dampak positif bagi pasar saham dengan masuknya investor asing.
“Masuknya modal asing biasanya meningkat selama tahun pemilihan, sebuah tren yang harapkan akan terjadi kembali tahun depan. Namun, dampaknya terhadap pasar keuangan telah menjadi kurang terasa akibat volatilitas global, seperti yang telah terlihat selama pemilihan tahun 2019. Oleh karena itu, upaya berkelanjutan untuk menstimulasi pertumbuhan domestik dan menarik masuk modal, baik dalam bentuk portofolio maupun investasi langsung, akan tetap menjadi krusial di tahun 2024,” ujarnya.
“Kami melihat bahwa tahun Pemilihan Umum (Pemilu) di 2024 ini dapat mendukung stimulus pertumbuhan ekonomi dan agregat konsumsi di Indonesia, hal ini mengingat pemilihan umum tahun depan tidak hanya untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang berpeluang terjadi dalam 2 putaran, namun juga pemilihan umum Legislatif dan Pemilihan Umum Kepala Daerah, yang mana pertama kalinya semua itu akan secara serentak dilakukan untuk periode 2024-2029,” ujarnya.
Valuasi dan Imbal Hasil Indonesia Masih Menarik
Dari sudut pandang investasi, ditengah risiko geopolitik yang saat ini semakin meningkat di Ukraina dan Timur Tengah, Chief Investment Officer (CIO) BRI-MI, Herman Tjahjadi menyampaikan, bahwa dari sisi valuasi maupun imbal hasil, pasar saham dan pasar obligasi Indonesia kedua masih relatif menarik berhubung Indonesia masih dalam mid business cycle dengan pertumbuhan GDP 5% di tahun 2023 dan 2024 tahun depan, dan volatilitas rupiah tetap terjaga.
Risiko utama yang harus dipantau secara intensif adalah harga minyak bumi dan risiko geopolitik di Timur Tengah.
ISF Sebagai Annual Event BRI-MI
Kepala Divisi Partnership Distribution BRI-MI, Edward Narodo mengatakan, bahwa ISF merupakan kegiatan tahunan (annual event) yang dilaksanakan oleh BRI-MI dengan tujuan untuk memberikan informasi terkait kondisi ekonomi dan iklim investasi ke depan bagi seluruh investor, agen distribusi, dan investment specialist.
Dari sisi dalam negeri, diperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga hingga akhir tahun ini. Selain itu, periode pemilu akan memberikan dukungan terhadap konsumsi dalam negeri, yang dalam sejarahnya cenderung memberikan dampak positif bagi pasar saham dengan masuknya investor asing.
“Masuknya modal asing biasanya meningkat selama tahun pemilihan, sebuah tren yang harapkan akan terjadi kembali tahun depan. Namun, dampaknya terhadap pasar keuangan telah menjadi kurang terasa akibat volatilitas global, seperti yang telah terlihat selama pemilihan tahun 2019. Oleh karena itu, upaya berkelanjutan untuk menstimulasi pertumbuhan domestik dan menarik masuk modal, baik dalam bentuk portofolio maupun investasi langsung, akan tetap menjadi krusial di tahun 2024,” ujarnya.
Pemilu Sebagai Stimulus Pertumbuhan Ekonomi
Sejalan dengan Helmy, dari sisi pengamat politik, Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengatakan, bahwa pemilu 2024 berpeluang untuk dapat meningkatkan stimulus pertumbuhan ekonomi dan agregat konsumsi di Indonesia.“Kami melihat bahwa tahun Pemilihan Umum (Pemilu) di 2024 ini dapat mendukung stimulus pertumbuhan ekonomi dan agregat konsumsi di Indonesia, hal ini mengingat pemilihan umum tahun depan tidak hanya untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang berpeluang terjadi dalam 2 putaran, namun juga pemilihan umum Legislatif dan Pemilihan Umum Kepala Daerah, yang mana pertama kalinya semua itu akan secara serentak dilakukan untuk periode 2024-2029,” ujarnya.
Valuasi dan Imbal Hasil Indonesia Masih Menarik
Dari sudut pandang investasi, ditengah risiko geopolitik yang saat ini semakin meningkat di Ukraina dan Timur Tengah, Chief Investment Officer (CIO) BRI-MI, Herman Tjahjadi menyampaikan, bahwa dari sisi valuasi maupun imbal hasil, pasar saham dan pasar obligasi Indonesia kedua masih relatif menarik berhubung Indonesia masih dalam mid business cycle dengan pertumbuhan GDP 5% di tahun 2023 dan 2024 tahun depan, dan volatilitas rupiah tetap terjaga.
Risiko utama yang harus dipantau secara intensif adalah harga minyak bumi dan risiko geopolitik di Timur Tengah.
ISF Sebagai Annual Event BRI-MI
Kepala Divisi Partnership Distribution BRI-MI, Edward Narodo mengatakan, bahwa ISF merupakan kegiatan tahunan (annual event) yang dilaksanakan oleh BRI-MI dengan tujuan untuk memberikan informasi terkait kondisi ekonomi dan iklim investasi ke depan bagi seluruh investor, agen distribusi, dan investment specialist.
Lihat Juga :
tulis komentar anda