Rupiah Nyaris Tembus Rp16.000 Saat BI Kerek Suku Bunga ke 6%
Kamis, 19 Oktober 2023 - 16:15 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup melemah sore ini pada perdagangan, Kamis (19/10/2023). Kurs rupiah jatuh 33 poin ke level Rp15.816 per dolar AS (USD) setelah sebelumnya juga turun ke Rp15.730.
Hal ini menyusul Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6%. Berdasarkan data JISDOR BI, rupiah bertengger di Rp15.838 per USD atau jauh melemah dari sesi kemarin Rp15.731/USD.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS mendapat dukungan dari lonjakan imbal hasil Treasury AS, yang melanjutkan kenaikannya, karena pasar bertaruh bahwa Ketua Federal Reserve, Jerome Powell akan memberikan nada hawkish pada pidatonya pada Kamis malam.
"Sentimen tetap lemah di tengah sedikitnya tanda-tanda eskalasi perang Israel-Hamas, yang membuat para pedagang tetap waspada terhadap aset-aset yang berisiko. Hal ini diperburuk oleh melemahnya pasar obligasi, karena para pedagang bersiap untuk menaikkan suku bunga," tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (19/10/2023).
Fokus saat ini tertuju pada pidato Ketua Fed, Powell di Economic Club of New York hari ini. Mengingat kenaikan inflasi baru-baru ini, Powell diperkirakan akan mengulangi pendiriannya mengenai suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Selain itu, di China adanya kekhawatiran atas gagal bayar (default) pasar properti di negara tersebut. Peristiwa seperti ini dapat memicu serangkaian gagal bayar (default) bagi pengembang dan memicu restrukturisasi utang besar-besaran pada pasar properti Tiongkok.
Gagal bayar (default) besar-besaran di pasar properti China menjadi pertanda buruk bagi perekonomian, mengingat pasar tersebut menyumbang sekitar seperempat aktivitas ekonomi lokal.
Hal ini menyusul Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6%. Berdasarkan data JISDOR BI, rupiah bertengger di Rp15.838 per USD atau jauh melemah dari sesi kemarin Rp15.731/USD.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS mendapat dukungan dari lonjakan imbal hasil Treasury AS, yang melanjutkan kenaikannya, karena pasar bertaruh bahwa Ketua Federal Reserve, Jerome Powell akan memberikan nada hawkish pada pidatonya pada Kamis malam.
"Sentimen tetap lemah di tengah sedikitnya tanda-tanda eskalasi perang Israel-Hamas, yang membuat para pedagang tetap waspada terhadap aset-aset yang berisiko. Hal ini diperburuk oleh melemahnya pasar obligasi, karena para pedagang bersiap untuk menaikkan suku bunga," tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (19/10/2023).
Fokus saat ini tertuju pada pidato Ketua Fed, Powell di Economic Club of New York hari ini. Mengingat kenaikan inflasi baru-baru ini, Powell diperkirakan akan mengulangi pendiriannya mengenai suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Selain itu, di China adanya kekhawatiran atas gagal bayar (default) pasar properti di negara tersebut. Peristiwa seperti ini dapat memicu serangkaian gagal bayar (default) bagi pengembang dan memicu restrukturisasi utang besar-besaran pada pasar properti Tiongkok.
Gagal bayar (default) besar-besaran di pasar properti China menjadi pertanda buruk bagi perekonomian, mengingat pasar tersebut menyumbang sekitar seperempat aktivitas ekonomi lokal.
Lihat Juga :
tulis komentar anda