Sri Mulyani Sebut PSBB Biang Keladi Minusnya Pertumbuhan Ekonomi
Rabu, 05 Agustus 2020 - 17:24 WIB
JAKARTA - Pemerintah mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia yang negatif 5,32% pada kuartal II di 2020. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi ini lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya dan pada kuartal kedua di 2019.
"Ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Saat itu pertumbuhan ekonomi tercatat 2,97%, sedangkan pada kuartal II di 2019 sebesar 5,02%," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Rabu (5/8/2020).
Dia mengatakan, terjadinya kontraksi atau negatif pada pertumbuhan ekonomi dikarenakan adanya penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang terjadi pada bulan Maret dan Juni.
"Rendahnya ekonomi Indonesia karena penerapan PSBB, jadi beberapa aktivitas ekonomi menurun," jelasnya. ( Baca juga:Usai Stimulus Ekonomi, Kini Pemerintah Berharap pada Hajatan Politik demi Hindari Resesi )
Namun, Sri Mulyani optimistis pada kuartal ketiga akan terjadi pemulihan. Hal ini terlihat dari geliat ekonomi pada awal Juni yang sudah mulai bergerak.
"Karena kita lihat di bulan Juni ada perbaikan dari tren dan kita harapkan kita jaga pada kuartal ketiga ini bisa positif," jelasnya.
Dia pun menambahkan akan terus menjaga ekonomi Indonesia agar tidak rendah. Salah satunya bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
"Kita menjaga otoritas fiksal dari sektor keuangan agar dinamika ekonomi tersebut terjaga dan potensi dampaknya stabilitas sistem keuangan kita lebih rendah," jelasnya.
"Ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Saat itu pertumbuhan ekonomi tercatat 2,97%, sedangkan pada kuartal II di 2019 sebesar 5,02%," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Rabu (5/8/2020).
Dia mengatakan, terjadinya kontraksi atau negatif pada pertumbuhan ekonomi dikarenakan adanya penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang terjadi pada bulan Maret dan Juni.
"Rendahnya ekonomi Indonesia karena penerapan PSBB, jadi beberapa aktivitas ekonomi menurun," jelasnya. ( Baca juga:Usai Stimulus Ekonomi, Kini Pemerintah Berharap pada Hajatan Politik demi Hindari Resesi )
Namun, Sri Mulyani optimistis pada kuartal ketiga akan terjadi pemulihan. Hal ini terlihat dari geliat ekonomi pada awal Juni yang sudah mulai bergerak.
"Karena kita lihat di bulan Juni ada perbaikan dari tren dan kita harapkan kita jaga pada kuartal ketiga ini bisa positif," jelasnya.
Dia pun menambahkan akan terus menjaga ekonomi Indonesia agar tidak rendah. Salah satunya bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
"Kita menjaga otoritas fiksal dari sektor keuangan agar dinamika ekonomi tersebut terjaga dan potensi dampaknya stabilitas sistem keuangan kita lebih rendah," jelasnya.
(uka)
tulis komentar anda