Mentan: Indonesia Bisa Jadi Negara Pengekspor Beras Mulai 2027
Sabtu, 04 November 2023 - 12:15 WIB
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengejar peningkatan produksi pangan strategis, utamanya padi dan jagung, untuk membuat Indonesia kembali swasembada dan bahkan menjadi lumbung pangan dunia. Mentan pun optimis Indonesia bisa kembali menjadi pengekspor beras pada tahun 2027.
"Indonesia akan berdaulat dan menjadi negara pengekspor beras di tahun 2027 dengan produksi beras dari lahan itu 10 juta ton dengan syarat dalam setiap tahunnya ada peningkatan lahan 1 juta hektare, sehingga ada penambahan produksi 2,5 juta ton beras setiap tahunnya," kata Mentan Amran dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu (4/11/2023).
Untuk mencapai target tersebut, jelas dia, lahan, ketersediaan air, benih, pupuk, terus tersedia dan terjangkau. Komponen tersebut yang mendorong peningkatan produktivitas pertanian. Mentan mengatakan, potensi lahan rawa mineral yang ada di Indonesia ada sekitar 10 juta ha.
"Jika di tahun 2024 nanti digarap 1 juta hektare dengan baik, maka akan bisa menambah peningkatan produksi beras sebanyak 2,5 juta ton," kata dia.
Menurut Amran, 10 juta ha lahan rawa tersebut apabila digarap secara optimal dapat memberikan dampak besar terhadap produksi nasional. Dia pun merasa yakin swasembada beras dapat dicapai secara cepat jika lahan rawa mendapat perhatian dari semua pihak.
Indonesia, tegas dia, sudah saatnya mengembalikan keadaan dari importir beras dan beberapa komoditas menjadi negara pengekspor pangan dunia. Produksi nasional, kata dia, bisa ditingkatkan dengan penyediaan benih, pupuk, alsintan serta kerja sama dan kolaborasi semua pihak.
"Kita sekarang ini impor 3,5 juta ton beras dan ini angka yang sangat besar sekali. Karena itu kita harus bekerja keras untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri. Bagaimanapun juga kita harus bisa mengekspor pangan, terutama untuk kemanusiaan," katanya.
Mentan menekankan, krisis pangan yang saat ini ada di depan mata hanya bisa diantisipasi dengan peningkatan produksi pertanian. Dia berharap krisis yang terjadi saat ini jangan sampai berlanjut karena dapat berakibat buruk pada krisis politik yang mengarah pada kekacauan.
"Saya selalu katakan kalau krisis pangan ini terjadi, maka akan menjadi krisis politik pemerintahan dan akan menjadi kesulitan bagi kita semua. Sekali lagi mari kita tingkatkan produksi pertanian," tandasnya.
"Indonesia akan berdaulat dan menjadi negara pengekspor beras di tahun 2027 dengan produksi beras dari lahan itu 10 juta ton dengan syarat dalam setiap tahunnya ada peningkatan lahan 1 juta hektare, sehingga ada penambahan produksi 2,5 juta ton beras setiap tahunnya," kata Mentan Amran dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu (4/11/2023).
Untuk mencapai target tersebut, jelas dia, lahan, ketersediaan air, benih, pupuk, terus tersedia dan terjangkau. Komponen tersebut yang mendorong peningkatan produktivitas pertanian. Mentan mengatakan, potensi lahan rawa mineral yang ada di Indonesia ada sekitar 10 juta ha.
"Jika di tahun 2024 nanti digarap 1 juta hektare dengan baik, maka akan bisa menambah peningkatan produksi beras sebanyak 2,5 juta ton," kata dia.
Menurut Amran, 10 juta ha lahan rawa tersebut apabila digarap secara optimal dapat memberikan dampak besar terhadap produksi nasional. Dia pun merasa yakin swasembada beras dapat dicapai secara cepat jika lahan rawa mendapat perhatian dari semua pihak.
Indonesia, tegas dia, sudah saatnya mengembalikan keadaan dari importir beras dan beberapa komoditas menjadi negara pengekspor pangan dunia. Produksi nasional, kata dia, bisa ditingkatkan dengan penyediaan benih, pupuk, alsintan serta kerja sama dan kolaborasi semua pihak.
"Kita sekarang ini impor 3,5 juta ton beras dan ini angka yang sangat besar sekali. Karena itu kita harus bekerja keras untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri. Bagaimanapun juga kita harus bisa mengekspor pangan, terutama untuk kemanusiaan," katanya.
Mentan menekankan, krisis pangan yang saat ini ada di depan mata hanya bisa diantisipasi dengan peningkatan produksi pertanian. Dia berharap krisis yang terjadi saat ini jangan sampai berlanjut karena dapat berakibat buruk pada krisis politik yang mengarah pada kekacauan.
"Saya selalu katakan kalau krisis pangan ini terjadi, maka akan menjadi krisis politik pemerintahan dan akan menjadi kesulitan bagi kita semua. Sekali lagi mari kita tingkatkan produksi pertanian," tandasnya.
(fjo)
tulis komentar anda