Perang Israel-Hamas Ditambah Konflik Ukraina Bisa Picu Krisis Minyak 1973 Terulang
Jum'at, 17 November 2023 - 11:12 WIB
CEO Baker Hughes itu mengungkapkan, bahwa konflik Israel-Hamas memang tidak "mengubah proyeksi" untuk pasokan atau permintaan minyak, lantaran Israel bukan produsen minyak mentah yang signifikan. Namun, menurut para ahli yang dikutip oleh FT, intervensi besar oleh Iran dapat menaikkan harga minyak.
"Kasus dasarnya saat situasi seperti sekarang ini, beberapa hal menjadi sangat ketat. Tapi yang jelas, jika ada yang memburuk, segalanya akan berubah," ucap Simonelli.
Di sisi lain Baker Hughes sebagai pemasok peralatan gas alam cair, membuat Simonelli menyoroti bahwa perusahaan memiliki sejumlah kontrak besar LNG. Dia mengklaim, bahwa gas pipa Rusia memiliki sedikit prospek untuk muncul kembali dalam jangka pendek sebagai pesaing LNG, bahkan jika konflik di Ukraina berakhir.
"Saya pikir Eropa telah mengalami kesulitan karena sangat bergantung pada satu sumber energi," katanya.
Menurut Simonelli, musim dingin yang hangat tahun lalu dan upaya Uni Eropa membangun stok telah membantu menghindari terulangnya krisis energi 2021, ketika harga gas di wilayah tersebut melonjak lebih dari 300 euro (USD320) per megawatt jam di tengah keputusan blok untuk beralih dari pasokan Rusia.
"Ada sedikit rasa lega sekarang, karena sepertinya musim dingin masih relatif ringan saat ini. Tetapi jika ada musim dingin yang serius, itu akan berdampak pada Eropa," kata CEO.
Simonelli mencatat bahwa penumpukan proyek LNG di Pantai Teluk AS akan terus berlanjut karena eksportir Amerika berupaya memenuhi permintaan yang meningkat dari UE.
"Kasus dasarnya saat situasi seperti sekarang ini, beberapa hal menjadi sangat ketat. Tapi yang jelas, jika ada yang memburuk, segalanya akan berubah," ucap Simonelli.
Di sisi lain Baker Hughes sebagai pemasok peralatan gas alam cair, membuat Simonelli menyoroti bahwa perusahaan memiliki sejumlah kontrak besar LNG. Dia mengklaim, bahwa gas pipa Rusia memiliki sedikit prospek untuk muncul kembali dalam jangka pendek sebagai pesaing LNG, bahkan jika konflik di Ukraina berakhir.
"Saya pikir Eropa telah mengalami kesulitan karena sangat bergantung pada satu sumber energi," katanya.
Menurut Simonelli, musim dingin yang hangat tahun lalu dan upaya Uni Eropa membangun stok telah membantu menghindari terulangnya krisis energi 2021, ketika harga gas di wilayah tersebut melonjak lebih dari 300 euro (USD320) per megawatt jam di tengah keputusan blok untuk beralih dari pasokan Rusia.
"Ada sedikit rasa lega sekarang, karena sepertinya musim dingin masih relatif ringan saat ini. Tetapi jika ada musim dingin yang serius, itu akan berdampak pada Eropa," kata CEO.
Simonelli mencatat bahwa penumpukan proyek LNG di Pantai Teluk AS akan terus berlanjut karena eksportir Amerika berupaya memenuhi permintaan yang meningkat dari UE.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda