Produksi Baja Krakatau Steel Terganggu, Bagaimana Pasokan ke IKN?
Kamis, 23 November 2023 - 12:56 WIB
JAKARTA - Pasokan baja milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menipis, lantaran keterbatasan produksi pasca insiden kebakaran pabrik Hot Strip Mill 1 atau HSM#1 pada Mei 2023 lalu. Kondisi tersebut mempengaruhi volume penjualan baja emiten bersandi saham KRAS.
Tercatat pada kuartal III/2023 angka penjualan baja KRAS berada di posisi 1,2 juta ton atau turun 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lantas, keterbatasan pasokan baja saat ini, apakah mempengaruhi pembangunan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim)?
Direktur Utama Krakatau Steel, Purwono Widodo memastikan, berkurangnya stok baja saat ini tidak berdampak pada pembangunan IKN Nusantara tahap pertama, khususnya di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
Dia mencatat kebutuhan baja di IKN tahap satu tidak lagi tinggi atau signifikan, dibandingkan awal konstruksi Ibu Kota baru tahap satu. Suplai baja untuk mega proyek pemerintah itu sudah dipenuhi hingga kuartal dua tahun ini.
Purwono menyebut, pemenuhan kebutuhan baja untuk IKN awalnya sangat signifikan karena digunakan dalam struktur dasar gedung atau proyek utama.
“Jadi memang, meskipun di IKN ini sedang ngebut-ngebutan untuk membangun, tapi kebutuhan baja IKN itu sebetulnya untuk tahap satu itu kan sudah tidak terlalu (tinggi),” ujar Purwono saat Public Expose 2023, ditulis Kamis (23/11/2023).
“Karena infrastrukturnya yaitu pembangunan gorong-gorong misalnya, kemudian untuk air minum, pipa yang besar-besar itu kan bahan bajanya sudah selesai di kuartal II yang lalu ya,” lanjutnya.
Krakatau Steel, lanjut dia, tetap memenuhi kebutuhan baja di IKN Nusantara, meski dengan jumlah yang lebih kecil. Suplai komoditas logam paduan berbahan dasar besi itu dipakai untuk modul-model konstruksi saja.
“Jadi untuk IKN tahap satu secara besarannya tidak ada masalah kita tetap penuhi,” papar dia.
“Jadi untuk kuartal III ini memang kebutuhan dari IKN itu sebetulnya kalau dari sisi kebutuhan bajanya tidak terlalu besar, tetapi dari downstream-nya yaitu berupa modul-model untuk konstruksi untuk di sana yang dipasang itu sekarang yang dikirim untuk itu,” ungkap Purwono.
Tercatat pada kuartal III/2023 angka penjualan baja KRAS berada di posisi 1,2 juta ton atau turun 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lantas, keterbatasan pasokan baja saat ini, apakah mempengaruhi pembangunan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim)?
Direktur Utama Krakatau Steel, Purwono Widodo memastikan, berkurangnya stok baja saat ini tidak berdampak pada pembangunan IKN Nusantara tahap pertama, khususnya di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
Dia mencatat kebutuhan baja di IKN tahap satu tidak lagi tinggi atau signifikan, dibandingkan awal konstruksi Ibu Kota baru tahap satu. Suplai baja untuk mega proyek pemerintah itu sudah dipenuhi hingga kuartal dua tahun ini.
Baca Juga
Purwono menyebut, pemenuhan kebutuhan baja untuk IKN awalnya sangat signifikan karena digunakan dalam struktur dasar gedung atau proyek utama.
“Jadi memang, meskipun di IKN ini sedang ngebut-ngebutan untuk membangun, tapi kebutuhan baja IKN itu sebetulnya untuk tahap satu itu kan sudah tidak terlalu (tinggi),” ujar Purwono saat Public Expose 2023, ditulis Kamis (23/11/2023).
“Karena infrastrukturnya yaitu pembangunan gorong-gorong misalnya, kemudian untuk air minum, pipa yang besar-besar itu kan bahan bajanya sudah selesai di kuartal II yang lalu ya,” lanjutnya.
Krakatau Steel, lanjut dia, tetap memenuhi kebutuhan baja di IKN Nusantara, meski dengan jumlah yang lebih kecil. Suplai komoditas logam paduan berbahan dasar besi itu dipakai untuk modul-model konstruksi saja.
“Jadi untuk IKN tahap satu secara besarannya tidak ada masalah kita tetap penuhi,” papar dia.
“Jadi untuk kuartal III ini memang kebutuhan dari IKN itu sebetulnya kalau dari sisi kebutuhan bajanya tidak terlalu besar, tetapi dari downstream-nya yaitu berupa modul-model untuk konstruksi untuk di sana yang dipasang itu sekarang yang dikirim untuk itu,” ungkap Purwono.
(akr)
tulis komentar anda