Transformasi Baru Pos Indonesia, Terapkan Teknologi Robotik dan RFID
Sabtu, 25 November 2023 - 20:05 WIB
Bukan hanya itu, Pos Indonesia juga melakukan perubahan pada layanan aduan pelanggan milik mereka, Customer Complaint Handling (CCH).
"Kami berhasil meningkatkan dari angka yang tadinya 60 persen, sekarang sudah di angka 99 persen," kata Hariadi.
Pos Indonesia juga mengimplementasikan universal front end (UNIFE) di bagian fronting pelanggan.
“Jadi cuma ada satu aplikasi yang akan dimiliki oleh petugas fronting kami, yang tadinya beberapa ada aplikasi sesuai portfolio bisnis di kurir, logistik dan juga jasa keuangan. Sekarang cuma ada satu aplikasi di fronting," ucapnya.
Selain itu, Pos Indonesia juga mengembangkan satu ekosistem superapps untuk layanan digital fronting pelanggan yang diberi nama Pospay Superapps. Aplikasi ini merupakan penggabungan digital fronting Jasa Keuangan “Pospay” dan digital fronting Kurir “PosAja”. Aplikasi ini akan dikembangkan terus tidak hanya untuk mewadahi Product & Service yang ada di portfolio bisnis Pos Indonesia, namun juga termasuk anak perusahaan dan afiliasi, serta mitra pihak ketiga dalam upaya membangun ekosistem.
Gunakan Teknologi Terbaru, Mesin Sortir Robotik, dan RFID
Terbaru, langkah transformasi dan inovasi kembali diwujudkan Pos Indonesia melalui teknologi Mesin Sortir Robotik dan RFID. Kedua teknologi ini resmi diluncurkan Pos Indonesia di Sentral Pengolahan Pos (SPP) Surabaya pada Kamis, 16 November 2023.
Nantinya, mesin sortir robotik dan RFID akan digunakan Pos Indonesia dalam proses operasi pengiriman barang. Kehadiran teknologi ini merupakan upaya Pos Indonesia dalam melakukan otomatisasi proses menyortir barang-barang pengiriman.
Tujuannya, agar Pos Indonesia memiliki competitive advantage & competitive comparative di jasa pengiriman atau dikenal dengan Courier Express Parcel industry.
"Kompetitornya sangat banyak, barier to entry-nya juga rendah dan industri labor intensive atau Padat Karya. Kita ingin menjadi leader di cost competitiveness, dengan menambah kapasitas, memperbaiki kualitas kerja untuk jangka pendek dan mengantisipasi kebutuhan SDM yang semakin bertambah dan semakin mahal di jangka panjang," kata Hariadi.
"Kami berhasil meningkatkan dari angka yang tadinya 60 persen, sekarang sudah di angka 99 persen," kata Hariadi.
Pos Indonesia juga mengimplementasikan universal front end (UNIFE) di bagian fronting pelanggan.
“Jadi cuma ada satu aplikasi yang akan dimiliki oleh petugas fronting kami, yang tadinya beberapa ada aplikasi sesuai portfolio bisnis di kurir, logistik dan juga jasa keuangan. Sekarang cuma ada satu aplikasi di fronting," ucapnya.
Selain itu, Pos Indonesia juga mengembangkan satu ekosistem superapps untuk layanan digital fronting pelanggan yang diberi nama Pospay Superapps. Aplikasi ini merupakan penggabungan digital fronting Jasa Keuangan “Pospay” dan digital fronting Kurir “PosAja”. Aplikasi ini akan dikembangkan terus tidak hanya untuk mewadahi Product & Service yang ada di portfolio bisnis Pos Indonesia, namun juga termasuk anak perusahaan dan afiliasi, serta mitra pihak ketiga dalam upaya membangun ekosistem.
Gunakan Teknologi Terbaru, Mesin Sortir Robotik, dan RFID
Terbaru, langkah transformasi dan inovasi kembali diwujudkan Pos Indonesia melalui teknologi Mesin Sortir Robotik dan RFID. Kedua teknologi ini resmi diluncurkan Pos Indonesia di Sentral Pengolahan Pos (SPP) Surabaya pada Kamis, 16 November 2023.
Nantinya, mesin sortir robotik dan RFID akan digunakan Pos Indonesia dalam proses operasi pengiriman barang. Kehadiran teknologi ini merupakan upaya Pos Indonesia dalam melakukan otomatisasi proses menyortir barang-barang pengiriman.
Tujuannya, agar Pos Indonesia memiliki competitive advantage & competitive comparative di jasa pengiriman atau dikenal dengan Courier Express Parcel industry.
"Kompetitornya sangat banyak, barier to entry-nya juga rendah dan industri labor intensive atau Padat Karya. Kita ingin menjadi leader di cost competitiveness, dengan menambah kapasitas, memperbaiki kualitas kerja untuk jangka pendek dan mengantisipasi kebutuhan SDM yang semakin bertambah dan semakin mahal di jangka panjang," kata Hariadi.
tulis komentar anda