Utang Perang Israel Bakal Meledak, Begini Kondisinya Saat Ini

Senin, 27 November 2023 - 14:28 WIB

Suku Bunga

Bank sentral Israel diperkirakan akan membiarkan suku bunga jangka pendek tidak berubah minggu depan untuk menjadi pertemuan keempat berturut-turut. Hal itu diprediksi akan dilakukan bank sentral demi menjaga stabilitas keuangan dan mencegah kenaikan inflasi akibat perang dengan Hamas, yang telah menimbulkan kekhawatiran pasokan.

Sebanyak 14 ekonom yang disurvei oleh Reuters memproyeksikan Bank of Israel akan mempertahankan suku bunga acuannya (ILINR = ECI) pada 4,75% - level tertinggi sejak akhir 2006 - jelang pengumuman kebijakan pada hari Senin.

Dalam perjalannnya, bank sentral telah menaikkan suku bunga 10 kali berturut-turut dari 0,1% pada April 2022 sebelum berhenti pada Juli dan lagi pada Agustus dan Oktober.

"Ketika perang sedang berlangsung, mereka tidak akan menurunkan suku bunga karena mereka akan takut akan tekanan inflasi yang dapat didorong oleh perang," kata Ori Greenfeld, kepala ekonom di broker Psagot.

"Jadi mereka akan mempertahankannya di 4,75% dan akan memutuskan hanya setelah perang ke mana arah suku bunga," bebernya.

Pertemuan kebijakan berikutnya ditetapkan pada 1 Januari 2024 dan para ekonom percaya bahwa jika inflasi - sekarang di level 3,7% per tahun - menunjukkan tanda-tanda mereda, suku bunga dapat mulai menurun pada saat itu, meskipun banyak yang masih tergantung pada dampak perang.

Sementara pertumbuhan akan melambat karena suasana nasional yang suram dan ratusan ribu orang Israel dipanggil untuk tugas cadangan militer, ada kekurangan pekerja asing yang parah – Palestina dan Thailand – di sektor konstruksi dan pertanian, dan ini dapat membatasi pasokan dan menyebabkan lonjakan harga ketika permintaan kembali, kata para ekonom.

Ketika perang dimulai, shekel yang sudah babak belur telah melemah 6% lagi pada tahun 2023 dan meningkatkan kekhawatiran bank sentral bahwa inflasi bakal melonjak lebih tinggi. Gubernur Amir Yaron menyarankan bahwa bank kemungkinan akan menunda penurunan suku bunga selama perang untuk menjaga stabilitas pasar, meskipun ada pukulan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Dia mengatakan langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral seperti pelonggaran moneter, dan bekerja dengan pemberi pinjaman untuk memungkinkan mereka yang terkena dampak konflik untuk menunda atau membekukan pembayaran pinjaman.

Sejauh ini pada bulan November, shekel telah berbalik arah – dibantu oleh penurunan dolar – dan telah naik 8% versus greenback ke tingkat yang lebih baik sebelum perang.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More