Dari Manggis Hingga Padi, Ikut Mendongkrak Kesejahteraan Petani

Jum'at, 07 Agustus 2020 - 17:30 WIB
Manggis memang salah satu buah tropis yang digemari dunia. Harganya pun cukup menggurkan, sesuai dengan julukan manggis sebagai queen of fruits. Sebagai gambaran di dalam negeri manggis di tingkat konsumen harganya sekitar Rp 20 ribu per Kg. Di luar negeri seperti di Australia atau Korea Selatan bisa mencapai Rp 200 ribu bahkan lebih. Harga manggis di pasar dunia rata-rata memang 20 kali lipat lebih mahal dari apel.

Buah asal Indonesia yang diminati pasar ekpsor tidak hanya manggis. Ada juga pepaya dan nanas yang dimintai oleh penduduk Jepang. Lalu juga ada durian dan buah naga asal Indonesia yang digemari oleh konsumen di China.

Saat pandemi, kesejahtaran petani memang cenderung meningkat. Contohnya saja para petani buah tadi. Kesejahteraan yang meningkat ini tidak hanya dinikmati petani buah, petani padi pun ikut merasakan hal yang sama, demikian juga dengan pemilik penggilingan padi. Ini terjadi karena harga gabah juga ikut meningkat.

Data terakhir yang disampaikan BPS menunjukkan, rata-rata harga gabah dengan kualitas kering panen (Gabah Kering Panen /GKP) selama Juli 2020 di tingkat petani meningkat 1,44% atau menjadi Rp4.788 per Kg,dibandingan dengan Mei 2020. Sementara itu, di tingkat penggilingan harga rata-rata gabah kualitas GKP naik 1,32% menjadi Rp4.883 per kg.

Secara tahunan pendapatan petani padi juga meningkat, sebab pada Juli 2020 dibandingkan dengan harga gabah di Juli 2019 juga mengalami kenaikan. Di tingkat petani harga gabah kualitas GKP, Gabah Kering Giling (GKG) serta gabah di luar kualitas tersebut masing-masing naik sebesar 3,68% ; 3,30%, dan 3,11% .

Hal yang sama juga terjadi di tingkat penggilingan. Rata-rata harga pada Juli 2020 dibandingkan dengan Juli 2019 untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah di luar kualitas tersebut masing-masing naik sebesar 3,62%; 4,01% dan 2,90%.

Kesejahteraan petani saat pandemijuga bisa diukur melalui NTP (Nilai Tukar Petani). NTP berupa indeks yang menggambarkan tingkat kemampuan daya beli petani di perdesaan. Daya beli dimaksud ini mencakup kemampuan mengkonsumsi barang dan jasa kebutuhan sehari-hari, maupun untuk biaya produksi usaha pertanian.

Secara nasional NTP pada Juli 2020 tercatat sebesar 100,09 atau naik 0,49% dibanding NTP Mei 2020. Nah, untuk periode Januariā€“Juli 2020, NTP mencapai 101,29. NTP di periode ini lebih tinggi 1,16% dibandingkan NTP pada periode yang sama di tahun 2019. Dari sini tergambar jelas bahwa selama pandemi daya beli petani di desa malah meningkat.

Untuk menjadikan pertanian sebagai gerbong untuk menarik pertumbuhan ekonomi agar bergerak lebih cepat lagi, butuh upaya yang lebih keras lagi. Sebenarnya masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk memperkuat sektor pertanian.

Pertanian masih menghadapi permasalahan klasik seperti harga komoditas yang turun saat panen. Harga pupuk, benih/bibit yang melonjak saat dibutuhkan di musim tanam. Tenaga kerja yang ada di sektor ini kualitasnya juga harus ditingkatkan dan perlu melakukan regenerasi petani. Mengajak kaum milenial untuk mau menjadi petani modern.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More