Digitalisasi PLN Menghadirkan Efisiensi dan Mempermudah Akses Energi Bersih

Jum'at, 15 Desember 2023 - 20:29 WIB
Menghasilkan Efisiensi dari Hulu hingga Hilir

PLN Mobile kini menjadi Super App yang banyak digunakan masyarakat untuk mengakses energi bersih dari PLN. Saat ini PLN Mobile telah diunduh oleh 45 juta pelanggan, dengan rating 4,9 dari level maksimal 5. Itu berarti masyarakat sangat puas dengan performa aplikasi besutan PLN itu. PLN terus menggenjot digitalisasi dari hulu hingga hilir. Di sisi hilir, aplikasi PLN Mobile dirancang untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada pelanggan dalam mengakses berbagai layanan.

“Aplikasi PLN Mobile merupakan upaya kami dalam memberikan pelayanan terbaik,”tegas Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Darmawan Prasodjo. Darmawan mengatakan, PLN Mobile merupakan one stop solution untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Beberapa layanan yang dihadirkan pada new PLN Mobile mulai dari pasang baru, tambah daya, pembayaran listrik, pembelian token, pengaduan, EV digital services, hingga marketplace.

Aplikasi PLN Mobile merupakan salah satu hasil transformasi digital PLN yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, efisien, dan mudah diakses kepada pelanggan. Dengan aplikasi ini, pelanggan dapat mengelola tagihan listrik, mengatasi masalah listrik, dan mengakses layanan listrik lainnya dengan lebih praktis hanya dari genggaman.

Darmawan menegaskan, digitalisasi yang telah dilakukan oleh PLN dan subholding-nya telah menyederhanakan, mempercepat, mengintegrasikan, serta memungkinkan pemantauan dan pengendalian secara real time terhadap seluruh proses bisnis. “PLN terus bergerak maju dan berkembang mengikuti perubahan zaman. Karena itu transformasi berbasis digital yang kami jalankan harus semakin masif. Mengubah sistem pelayanan yang sebelumnya lambat, tidak responsif menjadi cepat dan sangat memuaskan," ujar Darmawan.

PLN terus berkomitmen melakukan transformasi berbasis digital di seluruh sektor bisnisnya untuk memenuhi semua kebutuhan pelanggan. Dalam tiga tahun terakhir PLN terus menjalankan transformasi berbasis digital secara end to end mulai dari energi primer, pembangkitan, transmisi, distribusi, sistem keuangan, sistem pengadaan hingga pelayanan pelanggan.

“Transformasi digital ini mampu meningkatkan efisiensi perusahaan,” tegas Darmawan. Tahun lalu, PLN berhasil melakukan efisiensi proses bisnis sebesar Rp 10,85 triliun dengan penerapan digitalisasi pada proses bisnis dari hulu hingga hilir. Tahun ini, nilai penghematan diproyeksikan lebih besar lagi.

PLN, lanjut Darmawan, juga menjalankan berbagai langkah dan strategi untuk mendukung percepatan transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Untuk memastikan komitmennya tersebut, dalam operasional maupun bisnis PLN dirancang selaras dengan upaya transisi energi termasuk pengurangan emisi karbon hingga pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Selama 3,5 tahun terakhir, PLN telah menghapus rencana pembangunan 13,3 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang sebelumnya masuk ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). PLN mengganti PLTU batubara sebesar 800 MW dengan pembangkit gas hingga membatalkan perjanjian pembelian tenaga listrik atau power purchase agreement (PPA) PLTU batu bara sebesar 1,3 GW.



Selain itu, PLN juga tengah menggencarkan pengembangan EBT di Indonesia dengan membangun rancangan kelistrikan paling hijau dalam sejarah yakni penambahan 52% pembangkit dari EBT. Tak cukup sampai disitu, PLN juga akan mengakselerasi penambahan pembangkit energi terbarukan secara agresif hingga 75% berbasis air, angin, matahari, panas bumi dan ombak.

Peneliti Center of Digital Economy, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai, selain memberikan keuntungan bagi masyarakat, poses digitalisasi yang dilakukan PLN akan memberikan penghematan yang besar bagi internal perusahaan. “Dari sisi pelanggan, tentu sangat memudahkan dalam mengakses energi bersih PLN. Dari sisi internal, digitalisasi proses bisnis akan menghasilkan penghematan,”sebutnya.

Penghematan bisa diraih dari proses pengadaan, hingga distribusi. “Dengan digitalisasi, beragam biaya di proses bisnis konvensional bisa ditekan. Misalnya penggunaan peralatan konvensional dalam menjalankan proses bisnis menjadi ditiadakan,”urainya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More