Ganjar Ingin Harta Karun Gas Natuna Digarap RI Jika Jadi Presiden, Segini Potensinya
Senin, 08 Januari 2024 - 19:33 WIB
JAKARTA - Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo memberi tanggapan terkait pembahasan soal Laut Cina Selatan. Perlu adanya penguasaan penuh sumber daya alam gas di Natuna Utara oleh Indonesia.
Praktisi Minyak dan Gas Bumi (Migas) Hadi Ismoyo menyambut positif rencana Calon Presiden Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo yang akan mengeksploitasi sumber gas di Natuna Utara dalam rangka menjaga kedaulatan dan menegaskan posisi Indonesia di Laut China Selatan apabila terpilih menjadi Presiden 2024 mendatang.
Hadi mengatakan sumber gas di Natuna apalagi Natuna D Alpha sangat besar yakni sekitar 222 TCF meski mengandung sekitar 71 persen CO2. Menurutnya, inilah yang kemudian menjadi tantangan luar biasa tentunya dari sisi keekonomian project.
"Sejak ditemukannya 40 tahunan yang lalu sampai sekarang belum dimonetisasi. Tentu jika Presiden yg akan datang, siapapun pemenannya akan memonitize Natuna D Alpha sangat bagus sekali dan wajib di dukung," jelasnya kepada media, Senin (8/1/2024).
Baca Juga: Debat Ketiga Pilpres 2024, Mahfud MD: Ganjar Pranowo Menang di Semua Lini
Hadi menambahkan bahwa Blok yang saat ini dipegang oleh PT Pertamina East Natuna berbeda dengan Block D Alpha, walaupun masih berada dalam satu kawasan.
"Dan block ini adalah Block Explorasi. Tentu usaha PHE untuk mencari new big discovery bisa sukses dan mampu menemukan minyak atau gas dalam jumlah besar," tuturnya.
Apabila ditemukan gas maka Hadi berharap, kandungan CO2 lebih kecil dan tidak sebesar Natuna East D Alpha. Sebab, kandungan CO2 kontent yang rendah berkorelasi dengan pengembangan project yang lebih ekonomis.
"Hal yang perlu di lakukan, adalah segera run seismik di kawasan tersebut, kemudian menganalisanya dan melakukan drilling explorasi. Tanpa explorasi yang massive kita tidak akan pernah ketemu migas untuk menggantikan migas yang di produksi," terangnya.
Dia menekankan dalam tataran geopolitik kawasan maka tajak POD di kawasan Natuna sebagai kawasan perbatasan hukumnya fardu ain dan harus dilaksakanan Pemerintah.
"Hal itu untuk menahan laju agrresivitas China di Kawasan Laut Natuta Utara. AL mempunya justifikasi kuat untuk patroli di sana jika ada PSN di sana," jelasnya,
Praktisi Minyak dan Gas Bumi (Migas) Hadi Ismoyo menyambut positif rencana Calon Presiden Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo yang akan mengeksploitasi sumber gas di Natuna Utara dalam rangka menjaga kedaulatan dan menegaskan posisi Indonesia di Laut China Selatan apabila terpilih menjadi Presiden 2024 mendatang.
Hadi mengatakan sumber gas di Natuna apalagi Natuna D Alpha sangat besar yakni sekitar 222 TCF meski mengandung sekitar 71 persen CO2. Menurutnya, inilah yang kemudian menjadi tantangan luar biasa tentunya dari sisi keekonomian project.
"Sejak ditemukannya 40 tahunan yang lalu sampai sekarang belum dimonetisasi. Tentu jika Presiden yg akan datang, siapapun pemenannya akan memonitize Natuna D Alpha sangat bagus sekali dan wajib di dukung," jelasnya kepada media, Senin (8/1/2024).
Baca Juga: Debat Ketiga Pilpres 2024, Mahfud MD: Ganjar Pranowo Menang di Semua Lini
Hadi menambahkan bahwa Blok yang saat ini dipegang oleh PT Pertamina East Natuna berbeda dengan Block D Alpha, walaupun masih berada dalam satu kawasan.
"Dan block ini adalah Block Explorasi. Tentu usaha PHE untuk mencari new big discovery bisa sukses dan mampu menemukan minyak atau gas dalam jumlah besar," tuturnya.
Apabila ditemukan gas maka Hadi berharap, kandungan CO2 lebih kecil dan tidak sebesar Natuna East D Alpha. Sebab, kandungan CO2 kontent yang rendah berkorelasi dengan pengembangan project yang lebih ekonomis.
"Hal yang perlu di lakukan, adalah segera run seismik di kawasan tersebut, kemudian menganalisanya dan melakukan drilling explorasi. Tanpa explorasi yang massive kita tidak akan pernah ketemu migas untuk menggantikan migas yang di produksi," terangnya.
Baca Juga
Dia menekankan dalam tataran geopolitik kawasan maka tajak POD di kawasan Natuna sebagai kawasan perbatasan hukumnya fardu ain dan harus dilaksakanan Pemerintah.
"Hal itu untuk menahan laju agrresivitas China di Kawasan Laut Natuta Utara. AL mempunya justifikasi kuat untuk patroli di sana jika ada PSN di sana," jelasnya,
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda