PHE OSES Lepasliarkan Tukik Jaga Habitat Penyu Sisik di Pulau Sabira
Sabtu, 13 Januari 2024 - 21:35 WIB
JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra ( PHE OSES ) berkolaborasi dengan Karang Taruna RW 03 Pulau Sabira, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta menjaga habitat penyu sisik yang berada dalam status terancam punah.
Kegiatan yang masuk dalam program Tiga Perisai PHE OSES itu, salah satunya dengan pelepasliaran 55 ekor tukik hasil penetasan metode semi alami ke habitatnya.
"Program Pendekar Sabira yang di gagas oleh PHE OSES bertujuan tidak hanya pada peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat Pulau Sabira, tetapi juga pelestarian lingkungan. Selain penanaman mangrove juga ada pelestarian penyu," ujar Head of Communication, Relations & CID Zona 6 PHE OSES Indra Darmawan, dalam pernyataannya, Sabtu (13/1/2024).
Tukik yang dilepasliarkan merupakan tukik yang sudah mencapai usia serta panjang dan lebar badan yang sudah ditentukan. Hal ini diperlukan untuk memastikan tukik yang dilepasliarkan aman dari ancaman predator ketika tukik sudah kembali ke alam liar.
Selama proses peneluran, penetasan, hingga pelepasliaran, penyu sisik dijaga dengan baik di Pondok Penyu Semi Alami Pulau Sabira, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Rumah Penyu. Selain berfungsi sebagai penangkaran, Rumah Penyu juga menjadi wadah edukasi terkait penyu sisik dan penyu hijau.
Penyu sisik dikategorikan sebagai spesies kritis atau Critically Endangered oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam. Penyu dengan ciri paruh yang melengkung dan tempurung yang bergerigi ini dapat dijumpai di pesisir Pulau Sabira. Sepanjang 2023, Pondok Penyu Semi Alami Pulau Sabira telah menetaskan sebanyak 1928 ekor penyu sisik.
Sementara, Ketua Karang Taruna RW 3 Pulau Sabira Gunawan menyampaikan apresiasi yang diberikan oleh PHE OSES.
"Alhamdulillah berkat beberapa program dukungan dari PHE OSES di bidang lingkungan, Pulau Sabira mendapatkan penghargaan pada program Kampung Iklim di kategori utama," tuturnya.
Kegiatan yang masuk dalam program Tiga Perisai PHE OSES itu, salah satunya dengan pelepasliaran 55 ekor tukik hasil penetasan metode semi alami ke habitatnya.
"Program Pendekar Sabira yang di gagas oleh PHE OSES bertujuan tidak hanya pada peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat Pulau Sabira, tetapi juga pelestarian lingkungan. Selain penanaman mangrove juga ada pelestarian penyu," ujar Head of Communication, Relations & CID Zona 6 PHE OSES Indra Darmawan, dalam pernyataannya, Sabtu (13/1/2024).
Tukik yang dilepasliarkan merupakan tukik yang sudah mencapai usia serta panjang dan lebar badan yang sudah ditentukan. Hal ini diperlukan untuk memastikan tukik yang dilepasliarkan aman dari ancaman predator ketika tukik sudah kembali ke alam liar.
Selama proses peneluran, penetasan, hingga pelepasliaran, penyu sisik dijaga dengan baik di Pondok Penyu Semi Alami Pulau Sabira, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Rumah Penyu. Selain berfungsi sebagai penangkaran, Rumah Penyu juga menjadi wadah edukasi terkait penyu sisik dan penyu hijau.
Penyu sisik dikategorikan sebagai spesies kritis atau Critically Endangered oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam. Penyu dengan ciri paruh yang melengkung dan tempurung yang bergerigi ini dapat dijumpai di pesisir Pulau Sabira. Sepanjang 2023, Pondok Penyu Semi Alami Pulau Sabira telah menetaskan sebanyak 1928 ekor penyu sisik.
Sementara, Ketua Karang Taruna RW 3 Pulau Sabira Gunawan menyampaikan apresiasi yang diberikan oleh PHE OSES.
"Alhamdulillah berkat beberapa program dukungan dari PHE OSES di bidang lingkungan, Pulau Sabira mendapatkan penghargaan pada program Kampung Iklim di kategori utama," tuturnya.
(nng)
tulis komentar anda