Rusia Kalahkan Arab Saudi untuk Jadi Pengekspor Minyak Terbesar ke China
Selasa, 23 Januari 2024 - 10:10 WIB
JAKARTA - Rusia melewati Arab Saudi pada tahun 2023 untuk menjadi pengekspor minyak terbesar ke China . Hal ini berdasarkan data Bea Cukai China yang dirilis pada akhir pekan.
Lebih dari 107 juta metrik ton minyak Rusia dikirim ke China pada tahun 2023, angka yang keluar menjadi 2,14 juta barel per hari untuk menandai peningkatan 24% secara year on year (YoY). Rekor pengiriman minyak mentah tertinggi diraih Kremlin di tengah sanksi ekspor minyak Rusia oleh Barat terkait Ukraina.
Rusia mengalahkan Arab Saudi sebagai pemasok minyak terbesar untuk China. Diketahui Arab Saudi mengirim sekitar 86 juta metrik ton pada 2023, sementara Irak, pemasok minyak terbesar ketiga ke China, mengirimkan 59 juta ton.
Sementara itu pada bulan Desember saja, ekspor minyak Rusia ke China berjumlah 9,5 juta ton, atau 6,2% lebih tinggi dari volume pasokan pada bulan November.
Sebagai informasi Moskow mulai mendiversifikasi pasokan energinya pada tahun 2022 setelah Uni Eropa, G7, dan sekutu memberlakukan embargo pada minyak Rusia yang diangkut melalui laut. Bersamaan dengan sanksi tersebut, ada juga pembatasan harga minyak Rusia diharga USD60 per barel.
Sanksi Barat itu sebagai upaya untuk menekan pendapatan energi Rusia. Pembatasan serupa kemudian diperkenalkan untuk ekspor produk minyak bumi. Batas atas yang disepakati untuk diesel adalah USD100 per barel, dan USD45 untuk produk diskon seperti bahan bakar minyak.
Akibat adanya sanksi Barat itu, produsen minyak Rusia telah mengalihkan pasokan minyak mentah Siberia Timur ke Asia, dan melanjutkan transportasi minyak mentah dengan kereta api.
Bulan lalu, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan, bahwa penjualan minyak ke Uni Eropa, yang pernah menjadi pasar terbesar Rusia, telah turun hingga 90%. Sementara itu sejumlah pejabat Barat telah mencatat bahwa minyak dari Rusia masih memasuki pasar UE melalui perantara dengan harga tinggi.
Baca Juga
Lebih dari 107 juta metrik ton minyak Rusia dikirim ke China pada tahun 2023, angka yang keluar menjadi 2,14 juta barel per hari untuk menandai peningkatan 24% secara year on year (YoY). Rekor pengiriman minyak mentah tertinggi diraih Kremlin di tengah sanksi ekspor minyak Rusia oleh Barat terkait Ukraina.
Rusia mengalahkan Arab Saudi sebagai pemasok minyak terbesar untuk China. Diketahui Arab Saudi mengirim sekitar 86 juta metrik ton pada 2023, sementara Irak, pemasok minyak terbesar ketiga ke China, mengirimkan 59 juta ton.
Baca Juga
Sementara itu pada bulan Desember saja, ekspor minyak Rusia ke China berjumlah 9,5 juta ton, atau 6,2% lebih tinggi dari volume pasokan pada bulan November.
Sebagai informasi Moskow mulai mendiversifikasi pasokan energinya pada tahun 2022 setelah Uni Eropa, G7, dan sekutu memberlakukan embargo pada minyak Rusia yang diangkut melalui laut. Bersamaan dengan sanksi tersebut, ada juga pembatasan harga minyak Rusia diharga USD60 per barel.
Sanksi Barat itu sebagai upaya untuk menekan pendapatan energi Rusia. Pembatasan serupa kemudian diperkenalkan untuk ekspor produk minyak bumi. Batas atas yang disepakati untuk diesel adalah USD100 per barel, dan USD45 untuk produk diskon seperti bahan bakar minyak.
Akibat adanya sanksi Barat itu, produsen minyak Rusia telah mengalihkan pasokan minyak mentah Siberia Timur ke Asia, dan melanjutkan transportasi minyak mentah dengan kereta api.
Bulan lalu, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan, bahwa penjualan minyak ke Uni Eropa, yang pernah menjadi pasar terbesar Rusia, telah turun hingga 90%. Sementara itu sejumlah pejabat Barat telah mencatat bahwa minyak dari Rusia masih memasuki pasar UE melalui perantara dengan harga tinggi.
(akr)
tulis komentar anda