Tiga Tahun Transformasi, ROE BNI Melesat 120 Basis Poin ke 15,2%
Jum'at, 26 Januari 2024 - 18:46 WIB
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menambahkan, di tengah berbagai tantangan eksternal di tahun 2023, terutama terkait dengan peningkatan risiko geopolitik, tingginya inflasi dan suku bunga global khususnya di Amerika Serikat, dan perlambatan ekonomi China, BNI mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga kinerja tetap solid dan memberikan imbal hasil yang optimal bagi para shareholders.
Dia menjelaskan, kredit sepanjang tahun 2023 tumbuh sebesar 7,6% secara tahunan (year on year/YoY), mencapai Rp695 triliun, yang didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan perusahaan anak. Secara terinci, Novita memaparkan, korporasi blue chip swasta tumbuh 14,3% (YoY), blue chip BUMN tumbuh 11,8% (YoY), kredit konsumer tumbuh 13,6% (YoY), serta perusahaan anak tumbuh 134% (YoY).
Dia mengatakan, kontribusi perusahaan anak ini ditopang oleh penguatan kinerja yang berkelanjutan seiring dengan transformasi yang sedang berjalan seperti di BNI Finance dan hibank. BNI Finance melakukan refocusing bisnis ke pembiayaan segmen konsumer, sehingga dapat melengkapi pilihan produk BNI Group melalui pemberian kredit kendaraan bermotor (KKB). BNI Finance telah berhasil membukukan kredit konsumer sebesar Rp2,4 triliun atau tumbuh 1.211% (YoY) dengan new booking selama tahun 2023 mencapai Rp2,7 triliun.
Sementara, hibank sebagai penyedia solusi finansial terintegrasi berbasis digital khususnya pada segmen UMKM, berhasil membukukan pertumbuhan kredit segmen UMKM mencapai 94% (YoY). Perusahaan anak lainnya seperti BNI Sekuritas Group, BNI Life dan BNI Ventures menurut Novita juga turut memberikan kontribusi kepada BNI secara konsolidasi sehingga ke depannya akan menjadi mesin pertumbuhan baru di masa mendatang bagi BNI Group.
"Berdasarkan sektor ekonomi, seluruh sektor secara umum tumbuh positif dengan kontributor terbesar antara lain dari sektor perdagangan, industri manufaktur, energi, dan jasa dunia usaha," kata Novita.
Lebih lanjut, Novita mengatakan bahwa sebagai dampak dari akselerasi kredit di segmen berisiko rendah, kualitas aset pun terus membaik yang terlihat dari penurunan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) dan rasio Loan at Risk (LaR). Rasio NPL pada akhir 2023 telah berada di level 2,14%, membaik dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 2,81%, dan LaR pada 2023 berada di level 12,9%, juga mengalami perbaikan dari posisi tahun 2022 pada level 16%.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada tahun 2023 tercatat tumbuh 5,4%, menjadi Rp810,73 triliun. Rasio Current Account Savings Account (CASA) terpantau kokoh di posisi 71,2%.
"Tren kenaikan suku bunga acuan mempengaruhi biaya bunga dana (Cost of Fund/CoF) yang memang tengah mengalami tren peningkatan dan fenomena ini terjadi merata di industri perbankan. Namun di tengah kondisi tersebut, CoF dapat dijaga di kisaran 2,2%, secara struktural masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi di atas 3%," ujar Novita.
Di bagian lain, sambung dia, pendapatan non-bunga (non-interest income) juga terus memberikan dorongan positif pada profitabilitas, dengan pencapaian satu tahun penuh sebesar Rp21,47 triliun atau tumbuh 6,6% (YoY). Kebutuhan transaksi dari segmen business banking dan consumer dapat dijawab oleh berbagai channel digital, sehingga memberikan kontribusi pendapatan yang konsisten bagi BNI.
Dia menjelaskan, kredit sepanjang tahun 2023 tumbuh sebesar 7,6% secara tahunan (year on year/YoY), mencapai Rp695 triliun, yang didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan perusahaan anak. Secara terinci, Novita memaparkan, korporasi blue chip swasta tumbuh 14,3% (YoY), blue chip BUMN tumbuh 11,8% (YoY), kredit konsumer tumbuh 13,6% (YoY), serta perusahaan anak tumbuh 134% (YoY).
Dia mengatakan, kontribusi perusahaan anak ini ditopang oleh penguatan kinerja yang berkelanjutan seiring dengan transformasi yang sedang berjalan seperti di BNI Finance dan hibank. BNI Finance melakukan refocusing bisnis ke pembiayaan segmen konsumer, sehingga dapat melengkapi pilihan produk BNI Group melalui pemberian kredit kendaraan bermotor (KKB). BNI Finance telah berhasil membukukan kredit konsumer sebesar Rp2,4 triliun atau tumbuh 1.211% (YoY) dengan new booking selama tahun 2023 mencapai Rp2,7 triliun.
Sementara, hibank sebagai penyedia solusi finansial terintegrasi berbasis digital khususnya pada segmen UMKM, berhasil membukukan pertumbuhan kredit segmen UMKM mencapai 94% (YoY). Perusahaan anak lainnya seperti BNI Sekuritas Group, BNI Life dan BNI Ventures menurut Novita juga turut memberikan kontribusi kepada BNI secara konsolidasi sehingga ke depannya akan menjadi mesin pertumbuhan baru di masa mendatang bagi BNI Group.
"Berdasarkan sektor ekonomi, seluruh sektor secara umum tumbuh positif dengan kontributor terbesar antara lain dari sektor perdagangan, industri manufaktur, energi, dan jasa dunia usaha," kata Novita.
Lebih lanjut, Novita mengatakan bahwa sebagai dampak dari akselerasi kredit di segmen berisiko rendah, kualitas aset pun terus membaik yang terlihat dari penurunan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) dan rasio Loan at Risk (LaR). Rasio NPL pada akhir 2023 telah berada di level 2,14%, membaik dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 2,81%, dan LaR pada 2023 berada di level 12,9%, juga mengalami perbaikan dari posisi tahun 2022 pada level 16%.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada tahun 2023 tercatat tumbuh 5,4%, menjadi Rp810,73 triliun. Rasio Current Account Savings Account (CASA) terpantau kokoh di posisi 71,2%.
"Tren kenaikan suku bunga acuan mempengaruhi biaya bunga dana (Cost of Fund/CoF) yang memang tengah mengalami tren peningkatan dan fenomena ini terjadi merata di industri perbankan. Namun di tengah kondisi tersebut, CoF dapat dijaga di kisaran 2,2%, secara struktural masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi di atas 3%," ujar Novita.
Di bagian lain, sambung dia, pendapatan non-bunga (non-interest income) juga terus memberikan dorongan positif pada profitabilitas, dengan pencapaian satu tahun penuh sebesar Rp21,47 triliun atau tumbuh 6,6% (YoY). Kebutuhan transaksi dari segmen business banking dan consumer dapat dijawab oleh berbagai channel digital, sehingga memberikan kontribusi pendapatan yang konsisten bagi BNI.
Lihat Juga :
tulis komentar anda