Inggris Resmi Masuk Jurang Resesi untuk Pertama Kalinya Sejak 11 Tahun
Rabu, 12 Agustus 2020 - 17:44 WIB
LONDON - Ekonomi Inggris secara resmi masuk jurang resesi setelah perekonomian Negeri Ratu Elizabeth itu anjlok pada periode April hingga Juni 2020. Resesi yang untuk pertama kalinya dialami Inggris sejak 11 tahun akibat penerapan aturan karantina wilayah untuk menekan penyebaran virus corona.
Seperti dilansir BBC, perekonomian Inggris pada kuartal II tahun 2020 menyusut 20,4% dibandingkan dengan tiga bulan pertama tahun ini. Pengeluaran rumah tangga mengalami penurunan curam, menyusul imbas dari penutupan toko-toko guna menekan penyebaran Corona serta produksi pabrik dan konstruksi yang juga turun tajam.
(Baca Juga: Manila Kembali Lockdown, Jadi Biang Kerok Resesi Filipina )
Kondisi tersebut mendorong Inggris ke resesi pertama secara teknis, yang didefinisikan sebagai penurunan ekonomi dua kuartal berturut-turut sejak 2009 silam. Menteri Keuangan Rishi Sunak mengatakan kepada BBC bahwa pemerintah "bertarung dengan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dan itu yang sangat sulit dan penuh ketidakpastian".
Pendamping Menteri Keuangan Inggris Anneliese Dodds menyalahkan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson untuk skala penurunan ekonomi Inggris, dengan menerangkan: "penurunan itu tak terelakkan setelah kebijakan lockdown, tapi Johnson tidak melakukan pekerjaannya untuk mencegah krisis," ungkapnya.
(Baca Juga: Daftar Negara Resesi Akibat Corona, Dari Amerika Hingga Spanyol )
Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris mengatakan ekonomi bangkit kembali pada bulan Juni karena aturan pembatasan pergerakan yang diterapkan pemerintah mulai berkurang. Sektor perhotelan menjadi yang paling terkena dampak dari kebijakan pembatasan aktivitas.
Jonathan Athow, deputi ahli statistik nasional untuk statistik ekonomi, mengatakan: "Ekonomi mulai bangkit kembali pada bulan Juni dengan pembukaan kembali toko, pabrik mulai meningkatkan produksi, dan proses pembangunan perumahan rumah terus pulih.
(Baca Juga: Badai Resesi Menyerang Negara Adidaya, Awas Mengancam Industri Nasional )
"Meskipun begitu, produk domestik bruto (PDB) pada bulan Juni masih satu per enam di bawah levelnya di bulan Februari, sebelum wabah virus corona menyerang," paparnya.
ONS mengatakan penurunan di sektor jasa didorong oleh penutupan toko, hotel, restoran, sekolah dan bengkel mobil. Sektor jasa, yang menggerakkan empat perlima ekonomi Inggris, mengalami penurunan terbesar dalam catatan dalam satu kuartal. Sektor perhotelan juga terpukul parah, sementara penutupan pabrik mengakibatkan produksi mobil yang paling lambat sejak 1954.
Seperti dilansir BBC, perekonomian Inggris pada kuartal II tahun 2020 menyusut 20,4% dibandingkan dengan tiga bulan pertama tahun ini. Pengeluaran rumah tangga mengalami penurunan curam, menyusul imbas dari penutupan toko-toko guna menekan penyebaran Corona serta produksi pabrik dan konstruksi yang juga turun tajam.
(Baca Juga: Manila Kembali Lockdown, Jadi Biang Kerok Resesi Filipina )
Kondisi tersebut mendorong Inggris ke resesi pertama secara teknis, yang didefinisikan sebagai penurunan ekonomi dua kuartal berturut-turut sejak 2009 silam. Menteri Keuangan Rishi Sunak mengatakan kepada BBC bahwa pemerintah "bertarung dengan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dan itu yang sangat sulit dan penuh ketidakpastian".
Pendamping Menteri Keuangan Inggris Anneliese Dodds menyalahkan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson untuk skala penurunan ekonomi Inggris, dengan menerangkan: "penurunan itu tak terelakkan setelah kebijakan lockdown, tapi Johnson tidak melakukan pekerjaannya untuk mencegah krisis," ungkapnya.
(Baca Juga: Daftar Negara Resesi Akibat Corona, Dari Amerika Hingga Spanyol )
Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris mengatakan ekonomi bangkit kembali pada bulan Juni karena aturan pembatasan pergerakan yang diterapkan pemerintah mulai berkurang. Sektor perhotelan menjadi yang paling terkena dampak dari kebijakan pembatasan aktivitas.
Jonathan Athow, deputi ahli statistik nasional untuk statistik ekonomi, mengatakan: "Ekonomi mulai bangkit kembali pada bulan Juni dengan pembukaan kembali toko, pabrik mulai meningkatkan produksi, dan proses pembangunan perumahan rumah terus pulih.
(Baca Juga: Badai Resesi Menyerang Negara Adidaya, Awas Mengancam Industri Nasional )
"Meskipun begitu, produk domestik bruto (PDB) pada bulan Juni masih satu per enam di bawah levelnya di bulan Februari, sebelum wabah virus corona menyerang," paparnya.
ONS mengatakan penurunan di sektor jasa didorong oleh penutupan toko, hotel, restoran, sekolah dan bengkel mobil. Sektor jasa, yang menggerakkan empat perlima ekonomi Inggris, mengalami penurunan terbesar dalam catatan dalam satu kuartal. Sektor perhotelan juga terpukul parah, sementara penutupan pabrik mengakibatkan produksi mobil yang paling lambat sejak 1954.
(akr)
tulis komentar anda