Sama-sama Kontraksi, Indonesia-Filipina Cari Jalan Keluar Bareng
Rabu, 12 Agustus 2020 - 21:45 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 tidak menghalangi Indonesia dan Filipina membahas berbagai isu dan kerja sama dalam forum bilateral “The Joint Working Group on Trade, Investments, Handicrafts, and Shipping (JWG-TIHS)”. Pertemuan JWG tahun ini merupakan penyelenggaraan ke-8 dan diselenggarakan secara virtual, Selasa 11 Agustus 2020 kemarin.
“Covid-19 membuat ekonomi Indonesia dan Filipina mengalami kontraksi. Oleh sebab itu, pada JWG kali ini kedua delegasi sepakat memperkuat kolaborasi dan kerja sama, termasuk mencari jalan keluar dari permasalahan dagang yang dihadapi selama ini,” kata Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan (Kemendag), Iman Pambagyo dalam keterangan remsinya, Rabu (12/8/2020).
(Baca Juga: Manila Kembali Lockdown, Jadi Biang Kerok Resesi Filipina )
Iman menjelaskan, dalam pertemuan JWG ini dibahas enam inisiatif kerja sama dan dialog, yaitu MoU on Investment Promotion Cooperation, MoU on Halal, MoU on Creative Economy Cooperation, MoU on Marine and Fisheries Cooperation, Dialog Industri Tembaga, dan Dialog Industri Tekstil.
Pada pertemuan itu juga dibahas berbagai isu dagang yang dihadapi masing-masing negara. Indonesia mengangkat tiga isu, yaitu penggunaan instrumen special safeguard (SSG) terhadap kopi instan Indonesia, rencana investigasi safeguard atas impor kendaraan bermotor, dan isu pendaftaran produk obat pada food and drug administration (FDA) Filipina selama masa pandemi Covid-19.
(Baca Juga: Filipina Resmi Masuk Jurang Resesi, RI Tinggal Tunggu Waktu Nih! )
Sementara itu, Filipina mengangkat isu eksportasi produk pertanian, peternakan, dan minuman olahan ke Indonesia. “Melalui pembahasan dalam pertemuan ini, diharapkan arus perdagangan kedua negara akan semakin lancar dan ekonomi Indonesia dan Filipina dapat bangkit kembali pasca Covid-19,” ujar Iman.
Berdasarkan data kemendag, total perdagangan Indonesia dan Filipina pada 2019 mencapai USD7,6 miliar dengan surplus bagi Indonesia sebesar USD 5,9 miliar. Pada periode Januari--Juni 2020, total perdagangan tercatat USD2,9 miliar dengan nilai ekspor Indonesia sebesar USD 2,6 miliar dan impor sebesar USD 283 juta, sehingga surplus Indonesia sebesar USD 2,3 miliar
“Covid-19 membuat ekonomi Indonesia dan Filipina mengalami kontraksi. Oleh sebab itu, pada JWG kali ini kedua delegasi sepakat memperkuat kolaborasi dan kerja sama, termasuk mencari jalan keluar dari permasalahan dagang yang dihadapi selama ini,” kata Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan (Kemendag), Iman Pambagyo dalam keterangan remsinya, Rabu (12/8/2020).
(Baca Juga: Manila Kembali Lockdown, Jadi Biang Kerok Resesi Filipina )
Iman menjelaskan, dalam pertemuan JWG ini dibahas enam inisiatif kerja sama dan dialog, yaitu MoU on Investment Promotion Cooperation, MoU on Halal, MoU on Creative Economy Cooperation, MoU on Marine and Fisheries Cooperation, Dialog Industri Tembaga, dan Dialog Industri Tekstil.
Pada pertemuan itu juga dibahas berbagai isu dagang yang dihadapi masing-masing negara. Indonesia mengangkat tiga isu, yaitu penggunaan instrumen special safeguard (SSG) terhadap kopi instan Indonesia, rencana investigasi safeguard atas impor kendaraan bermotor, dan isu pendaftaran produk obat pada food and drug administration (FDA) Filipina selama masa pandemi Covid-19.
(Baca Juga: Filipina Resmi Masuk Jurang Resesi, RI Tinggal Tunggu Waktu Nih! )
Sementara itu, Filipina mengangkat isu eksportasi produk pertanian, peternakan, dan minuman olahan ke Indonesia. “Melalui pembahasan dalam pertemuan ini, diharapkan arus perdagangan kedua negara akan semakin lancar dan ekonomi Indonesia dan Filipina dapat bangkit kembali pasca Covid-19,” ujar Iman.
Berdasarkan data kemendag, total perdagangan Indonesia dan Filipina pada 2019 mencapai USD7,6 miliar dengan surplus bagi Indonesia sebesar USD 5,9 miliar. Pada periode Januari--Juni 2020, total perdagangan tercatat USD2,9 miliar dengan nilai ekspor Indonesia sebesar USD 2,6 miliar dan impor sebesar USD 283 juta, sehingga surplus Indonesia sebesar USD 2,3 miliar
(akr)
tulis komentar anda