Ribuan Triliun Tangkal Resesi

Kamis, 13 Agustus 2020 - 06:21 WIB
Bahkan sejak pekan kedua Juni penambahan pasien positif rata-rata di atas 1.000 kasus. Hingga kemarin jumlah kasus positif total mencapai 130.718 orang dengan jumlah kematian 5.903 orang. Sementara jumlah pasien yang sembuh mencapai 85.789 orang.

Dampak pandemi juga terus terasa di sektor tenaga kerja. Setidaknya ini terlihat dari jumlah kasus pemutusan hubungan kerja yang mencapai 2,1 juta orang. Angka tersebut menimbulkan konsekuensi berupa penambahan jumlah kemiskinan dari semula 9,41% menjadi 9,78%.

Masifnya jumlah pekerja yang di-PHK dan meluasnya dampak pandemi telah terasa pada kuartal II. Salah satu indikatornya adalah melemahnya konsumsi rumah tangga hingga 5,51%, jauh di bawah tingkat konsumsi pada kuartal sebelumnya yang masih tumbuh 2,83%. Sektor konsumsi sengaja digenjot karena selama ini kontribusinya terhadap PDB selalu di atas 50%.

Melihat fakta di atas, pemerintah pun tidak tinggal diam. Pada kuartal III ini sejumlah dana digelontorkan khusus untuk menggenjot daya beli. Di antaranya subsidi untuk pekerja bergaji di bawah Rp5 juta yang akan diberi stimulus tunai sebesar Rp600.000 selama empat bulan. Tak hanya itu, stimulus untuk meningkatkan sektor konsumsi juga diberikan kepada pegawai negeri sipil (PNS) melalui gaji ke-13 yang mulai dicairkan awal pekan ini.

Pemerintah sebelumnya menetapkan anggaran belanja negara pada tahun ini mencapai Rp2.739,2 triliun sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72/2020. Selain itu ada tambahan belanja untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp695,2 triliun. (Baca juga: Kemendikbud Luncurkan Gerakan 1 Juta Masker)

Anggaran itu dialokasikan untuk penanganan kesehatan sebesar Rp87,55 triliun, perlindungan sosial Rp203,90 triliun, pembiayaan korporasi Rp53,57 triliun. Selain itu untuk insentif dunia usaha Rp123,46 triliun, UMKM Rp123,46 triliun, sektor kementerian/lembaga dan pendapatan Rp106,11 triliun.

Namun gelontoran dana sebesar itu belum sepenuhnya efektif terserap oleh kementerian/lembaga. Sebagai contoh, anggaran penanganan Covid-19 yang baru terealisasi sekitar 20% dari total Rp695 triliun. Minimnya penyerapan anggaran tersebut sempat dikeluhkan Presiden Joko Widodo karena dirasa masih kurang. Bahkan Presiden menyindir jajarannya karena tidak memiliki perencanaan yang matang untuk memanfaatkannya.

Stimulus UMKM

Selain dana stimulus untuk menggenjot sektor konsumsi, pemerintah juga menaruh perhatian kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Kemarin Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui program bantuan produktif bagi usaha UMKM senilai total Rp28 triliun. Program yang bersifat bantuan dan bukan pinjaman itu diberikan kepada 12 juta pelaku usaha mikro dengan besaran masing-masing Rp2,4 juta.

“Tahap awal kita sudah alokasikan untuk 9,1 juta penerima dengan total anggaran Rp20 triliun,” katanya. (Baca juga: Memilukan, Ayah Bunuh Bayinya karena Kesal Istri Nolak Diajak Wikwik)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More