BI Waswas Lonjakan Harga Beras Bakal Kerek Inflasi di Februari
Rabu, 21 Februari 2024 - 20:42 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melakukan antisipasi khawatir kenaikan harga beras bisa mengerek inflasi di Februari 2024. Pada Januari harga beras menyumbang inflasi 0,64% menjadi penyebab inflasi volatile foods.
"Dari survei pantauan harga kami itu memang kisarannya lumayan besar ya di Nusa Tenggara Barat itu Rp12.947 per kilogram kalau di Kalimantan Tengah hampir Rp18.800 per kilogram," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S Budiman dalam dalam konferensi pers Rapat Deputi Gubernur BI, di Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Menurutnya kondisi cuaca menjadi penyebab tingginya harga beras. Meski saat ini sudah ada hujan yang turun namun intensitasnya belum merata.
Alhasil musim tanam mengalami pergeseran. Tanpa ada produksi beras, maka harga beras menjadi tinggi.
"Nah ini akibatnya tentu ada pergeseran periode tanam beras. Sebagian di bulan Januari untuk daerah sentra," jelas Aida.
Menurut Aida, pemerintah telah melakukan penguatan cadang beras pemerintah (CBP). Sejauh ini stoknya dinilai sudah cukup untuk konsumsi nasional.
"Tapi kemudian pemerintah untuk memastikan hal tersebut dilakukan impor melalui kecukupan CBP-nya. Seperti apa kondisinya? CBP itu bulan Januari sudah hampir mencapai 1,2 juta ton, jadi artinya kecukupan pasokan itu ada," jelas Aida.
Dengan demikian, juga mengguyur pasar dengan beras murah SPHP dan juga memberikan bantuan pangan beras untuk masyarakat kelas bawah. Diharapkan langkah-langkah ini bisa menstabilisasi harga beras.
"Dari survei pantauan harga kami itu memang kisarannya lumayan besar ya di Nusa Tenggara Barat itu Rp12.947 per kilogram kalau di Kalimantan Tengah hampir Rp18.800 per kilogram," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S Budiman dalam dalam konferensi pers Rapat Deputi Gubernur BI, di Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Menurutnya kondisi cuaca menjadi penyebab tingginya harga beras. Meski saat ini sudah ada hujan yang turun namun intensitasnya belum merata.
Alhasil musim tanam mengalami pergeseran. Tanpa ada produksi beras, maka harga beras menjadi tinggi.
"Nah ini akibatnya tentu ada pergeseran periode tanam beras. Sebagian di bulan Januari untuk daerah sentra," jelas Aida.
Menurut Aida, pemerintah telah melakukan penguatan cadang beras pemerintah (CBP). Sejauh ini stoknya dinilai sudah cukup untuk konsumsi nasional.
"Tapi kemudian pemerintah untuk memastikan hal tersebut dilakukan impor melalui kecukupan CBP-nya. Seperti apa kondisinya? CBP itu bulan Januari sudah hampir mencapai 1,2 juta ton, jadi artinya kecukupan pasokan itu ada," jelas Aida.
Dengan demikian, juga mengguyur pasar dengan beras murah SPHP dan juga memberikan bantuan pangan beras untuk masyarakat kelas bawah. Diharapkan langkah-langkah ini bisa menstabilisasi harga beras.
tulis komentar anda