Bisnis Properti Masih Menjanjikan di 2024, 800 Ribu Keluarga Baru Perlu Rumah Tiap Tahun
Sabtu, 02 Maret 2024 - 07:42 WIB
Terkait bank lahan, Felicia mengatakan, saat ini CSG memiliki land bank sebanyak 300 hektar yang jumlahnya dipastikan akan terus bertambah. "Angkanya dinamis ya, akan terus bertambah, total saat ini kami memiliki 300 hektar," jelasnya.
Hingga saat ini KPR masih menjadi pilihan utama para konsumen CSG dibanding cara pembelian lainnya seperti cash keras dan kredit developer. Dari sisi pembeli, mayoritas adalah mereka yang baru pertama memiliki rumah, hanya sedikit yang membeli untuk investasi. "99 persennya pembeli memilih menggunakan KPR," jelasnya.
Sementara Senior Vice President (SVP) Non-Subsidized Mortgage Division BTN, Mochamad Yut Penta mengatakan, prospek properti di tahun 2024 akan sangat menjanjikan dimana secara demografi Indonesia sangat menjanjikan.
"Di Indonesia setiap tahunnya ada sekitar 800 ribu keluarga baru yang perlu rumah, jadi kita strong ya, basic-nya dari segi demografi industri properti kita kuat," jelas Penta.
Menurutnya, industri properti di Indonesia kondisinya masih tetap stabil. Di saat ekonomi naik turun, industri properti tetap tumbuh. Saat pertumbuhan ekonomi negatif, industri properti turun tapi tetap positif. "Tetapi saat ekonomi naik tinggi, industri properti naik tapi tidak terlalu tinggi alias stabil," jelasnya.
Penta menambahkan, potensi bagi bisnis properti ke depan masih relatif besar. Saat ini, angka backlog perumahan mencapai 9,9 juta keluarga yang belum memiliki rumah.
Hingga saat ini KPR masih menjadi pilihan utama para konsumen CSG dibanding cara pembelian lainnya seperti cash keras dan kredit developer. Dari sisi pembeli, mayoritas adalah mereka yang baru pertama memiliki rumah, hanya sedikit yang membeli untuk investasi. "99 persennya pembeli memilih menggunakan KPR," jelasnya.
Sementara Senior Vice President (SVP) Non-Subsidized Mortgage Division BTN, Mochamad Yut Penta mengatakan, prospek properti di tahun 2024 akan sangat menjanjikan dimana secara demografi Indonesia sangat menjanjikan.
"Di Indonesia setiap tahunnya ada sekitar 800 ribu keluarga baru yang perlu rumah, jadi kita strong ya, basic-nya dari segi demografi industri properti kita kuat," jelas Penta.
Menurutnya, industri properti di Indonesia kondisinya masih tetap stabil. Di saat ekonomi naik turun, industri properti tetap tumbuh. Saat pertumbuhan ekonomi negatif, industri properti turun tapi tetap positif. "Tetapi saat ekonomi naik tinggi, industri properti naik tapi tidak terlalu tinggi alias stabil," jelasnya.
Penta menambahkan, potensi bagi bisnis properti ke depan masih relatif besar. Saat ini, angka backlog perumahan mencapai 9,9 juta keluarga yang belum memiliki rumah.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda