Ikhtiar Agen BRILink Guyub Merawat Kepercayaan Sopir Bajaj dan Pedagang Pasar
Selasa, 05 Maret 2024 - 15:02 WIB
Puji menuturkan, meski dirinya saat ini bertindak sebagai agen BRILink namun sejak awal dirinya tak pernah mempromosikan diri. Lalu dari mana awalnya orang mengetahui dirinya bisa melayani transfer dan mengambil uang sebagai agen BRILink?
“Awalnya cuma dari mulut ke mulut, saya tidak pernah promosiiin ini lo di tempat saya bisa begini begitu ga pernah. Cuma memang letak counter saya yang dekat pasar membuat banyak orang lalu lalang, trus karena dari mulut ke muut akhirnya pada banyak yang tahu,” ujarnya.
Puji bersyukur meski tidak bisa menutup seluruh kebutuhan hidupnya, penghasilan dari dirinya sebagai agen BRILink bisa membantu perekonomian keluarganya. Sebelum adanya Covid-19, pemasukan dirinya sebagai agen BRILink sebenarnya bisa mencukupi kebutuhan sehari hari dan juga biaya sekolah kedua anaknya. Puji saat ini memiliki 3 anak, si bungsu duduk di SMA dan sang adik di SLTP. Sedangkan di bungsu yang masih berusia 5 tahun masih TK.
Namun semuanya berubah sejak wabah Covid-19 merebak di mana secara transaksi maupun penghasilan dirinya baik fee dari BRI maupun penghasilan cash dari nasabah BRILink tak mampu menutup kebutuhan hidup sehari hari selama sebulan.
Puji dan suamipun memotar otak bagaimana menambah penghasilan. Berbekal tabungan dan juga pinjaman dari BRI, sang suami Guyub Nurbian yang awalnya sehari hari ikut membantu Puji melayani nasabah akhirnya memberanikan dirinya menjadi sopir grab.
Puji menyebutkan, sebelum menjadi agen BRILink, pemasukan dirinya hanya datang dari menjual pulsa dan menjual HP. Namun setelah menjadi agen, perekonomian keluarganya sedikit terbantu karena penghasilan dari fee dan nominal cash sebagai agen BRILink.
“Dulu pemasukan antara Rp200 ribu sampai 300 ribu sehari. Tapi setelah jadi agen sehari bisa Rp400 ribu. Ya lumayanlah buat nambah nambah cicilan kontrakan,” tukas Puji yang mengaku keluarganya selama ini tinggal di kontrakan counter HP yang juga dijadikan tempat dirinya memberi pelayanan BRILink.
Pahit Manis Layani Nasabah
Puji mengatakan, banyak suka duka dirinya dalam melayani nasabah. Mulai dari soal komplain layanan hingga penggunaan sistem pembayaran. Apapun complain yang disampaikan nasabah, Puji mengaku siap mendengarkan dan memberi penjelasan.
“Kalau soal complain mah kaya makanan sehari hari. Biasannya saya beri penjelasan pelan-pelan. Intinya dengan bahasa yang tidak menyinggung. Namun kadang saya juga terpancing emosi juga kalau ada nasabah yang ngeyel,” kata Puji sembari tertawa kecil jika mengenang pengalaman itu.
“Awalnya cuma dari mulut ke mulut, saya tidak pernah promosiiin ini lo di tempat saya bisa begini begitu ga pernah. Cuma memang letak counter saya yang dekat pasar membuat banyak orang lalu lalang, trus karena dari mulut ke muut akhirnya pada banyak yang tahu,” ujarnya.
Puji bersyukur meski tidak bisa menutup seluruh kebutuhan hidupnya, penghasilan dari dirinya sebagai agen BRILink bisa membantu perekonomian keluarganya. Sebelum adanya Covid-19, pemasukan dirinya sebagai agen BRILink sebenarnya bisa mencukupi kebutuhan sehari hari dan juga biaya sekolah kedua anaknya. Puji saat ini memiliki 3 anak, si bungsu duduk di SMA dan sang adik di SLTP. Sedangkan di bungsu yang masih berusia 5 tahun masih TK.
Namun semuanya berubah sejak wabah Covid-19 merebak di mana secara transaksi maupun penghasilan dirinya baik fee dari BRI maupun penghasilan cash dari nasabah BRILink tak mampu menutup kebutuhan hidup sehari hari selama sebulan.
Puji dan suamipun memotar otak bagaimana menambah penghasilan. Berbekal tabungan dan juga pinjaman dari BRI, sang suami Guyub Nurbian yang awalnya sehari hari ikut membantu Puji melayani nasabah akhirnya memberanikan dirinya menjadi sopir grab.
Puji menyebutkan, sebelum menjadi agen BRILink, pemasukan dirinya hanya datang dari menjual pulsa dan menjual HP. Namun setelah menjadi agen, perekonomian keluarganya sedikit terbantu karena penghasilan dari fee dan nominal cash sebagai agen BRILink.
“Dulu pemasukan antara Rp200 ribu sampai 300 ribu sehari. Tapi setelah jadi agen sehari bisa Rp400 ribu. Ya lumayanlah buat nambah nambah cicilan kontrakan,” tukas Puji yang mengaku keluarganya selama ini tinggal di kontrakan counter HP yang juga dijadikan tempat dirinya memberi pelayanan BRILink.
Pahit Manis Layani Nasabah
Puji mengatakan, banyak suka duka dirinya dalam melayani nasabah. Mulai dari soal komplain layanan hingga penggunaan sistem pembayaran. Apapun complain yang disampaikan nasabah, Puji mengaku siap mendengarkan dan memberi penjelasan.
“Kalau soal complain mah kaya makanan sehari hari. Biasannya saya beri penjelasan pelan-pelan. Intinya dengan bahasa yang tidak menyinggung. Namun kadang saya juga terpancing emosi juga kalau ada nasabah yang ngeyel,” kata Puji sembari tertawa kecil jika mengenang pengalaman itu.
tulis komentar anda