Ikhtiar Agen BRILink Guyub Merawat Kepercayaan Sopir Bajaj dan Pedagang Pasar

Selasa, 05 Maret 2024 - 15:02 WIB
loading...
Ikhtiar Agen BRILink Guyub Merawat Kepercayaan Sopir Bajaj dan Pedagang Pasar
Puji Setiana melayani nasabah BRILink di counter HP miliknya di Jalan Percetakan Negara II Johar Baru, Jakarta Pusat. Foto/Wahyono
A A A
JAKARTA - Bandul jarum jam bergerak menunjuk angka 06.00 WIB. Di tengah denyut Pasar Johar Baru di kawasan Johar Baru Jakarta Pusat yang mulai menggeliat, Puji Setiyana dan suaminya Guyub Nurbian segera bergegas membuka counter HP sekaligus berfungsi sebagai kantor agen BRILink bernama Agen Guyub yang berada persis di depan Pasar Johar Baru.

Sejurus kemudian, tangan Puji dengan cekatan sudah sibuk melayani nasabah sejumlah tukang bajaj maupun pedagang pasar yang akan melakukan transfer maupun mengambil uang melalui layanan BRILink-nya. Sesekali Puji dengan sabar dan telaten terlihat memberi penjelasan kepada para nasabah yang complain maupun mempertanyakan banyak hal atas layanan BRILink dirinya.

“Hampir sebagian besar nasabah yang ke sini memang tukang bajaj dan pedagang pasar,” tutur Puji yang ditemui Sindonews di akhir pekan, Sabtu 2 Maret 2024.

Puji bercerita, saat melayani nasabah sebagai agen BRILink dirinya memang tidak mengetahui secara pasti apa profesinya. Tetapi dari pengalamannya menjadi agen BRILink sejak 2015, dirinya bisa menebak bahwa sebagian besar yang memanfaatkan jasa layanan BRILink adalah abang sopir bajaj dan pedagang pasar.



Puji mengatakan, dirinya sejak awal memang tidak ada niatan menjadi agen BRILink karena selama ini memang sudah memiliki usaha counter HP bersama sang adik. Setelah menikah, usaha counter HP yang kini berada di Jalan Percetakan Negara II Johar Baru Jakarta Pusat tersebut terus berkembang. Hingga akhirnya dia tanpa direncanakan ditawari pihak BRI menjadi agen.

Meski tak memiliki pengetahuan sedikitpun tentang BRILink, tanpa piker panjang Puji mengiyakan tawaran itu. Itung-itung siapa tahu bisa nambah penghasilan kata Puji dalam hati soal penawaran menjadi agen BRILink.

“Dari pihak BRI kan mengajari dan menjelasnya bagaimana menjadi agen BRILink, bagaimana cara mengoperasikan mesin dana pa keuntungannya bagi agen. Saat ini cuma butuh waktu satu hari saya sudah bisa,” tutur Puji yang tak menampik jika dikatakan awal menjadi agen BRILink memang sekadar iseng.

Berawal dari Mulut ke Mulut

Puji menuturkan, meski dirinya saat ini bertindak sebagai agen BRILink namun sejak awal dirinya tak pernah mempromosikan diri. Lalu dari mana awalnya orang mengetahui dirinya bisa melayani transfer dan mengambil uang sebagai agen BRILink?

“Awalnya cuma dari mulut ke mulut, saya tidak pernah promosiiin ini lo di tempat saya bisa begini begitu ga pernah. Cuma memang letak counter saya yang dekat pasar membuat banyak orang lalu lalang, trus karena dari mulut ke muut akhirnya pada banyak yang tahu,” ujarnya.

Puji bersyukur meski tidak bisa menutup seluruh kebutuhan hidupnya, penghasilan dari dirinya sebagai agen BRILink bisa membantu perekonomian keluarganya. Sebelum adanya Covid-19, pemasukan dirinya sebagai agen BRILink sebenarnya bisa mencukupi kebutuhan sehari hari dan juga biaya sekolah kedua anaknya. Puji saat ini memiliki 3 anak, si bungsu duduk di SMA dan sang adik di SLTP. Sedangkan di bungsu yang masih berusia 5 tahun masih TK.

Namun semuanya berubah sejak wabah Covid-19 merebak di mana secara transaksi maupun penghasilan dirinya baik fee dari BRI maupun penghasilan cash dari nasabah BRILink tak mampu menutup kebutuhan hidup sehari hari selama sebulan.

Puji dan suamipun memotar otak bagaimana menambah penghasilan. Berbekal tabungan dan juga pinjaman dari BRI, sang suami Guyub Nurbian yang awalnya sehari hari ikut membantu Puji melayani nasabah akhirnya memberanikan dirinya menjadi sopir grab.

Puji menyebutkan, sebelum menjadi agen BRILink, pemasukan dirinya hanya datang dari menjual pulsa dan menjual HP. Namun setelah menjadi agen, perekonomian keluarganya sedikit terbantu karena penghasilan dari fee dan nominal cash sebagai agen BRILink.

“Dulu pemasukan antara Rp200 ribu sampai 300 ribu sehari. Tapi setelah jadi agen sehari bisa Rp400 ribu. Ya lumayanlah buat nambah nambah cicilan kontrakan,” tukas Puji yang mengaku keluarganya selama ini tinggal di kontrakan counter HP yang juga dijadikan tempat dirinya memberi pelayanan BRILink.

Pahit Manis Layani Nasabah

Puji mengatakan, banyak suka duka dirinya dalam melayani nasabah. Mulai dari soal komplain layanan hingga penggunaan sistem pembayaran. Apapun complain yang disampaikan nasabah, Puji mengaku siap mendengarkan dan memberi penjelasan.

“Kalau soal complain mah kaya makanan sehari hari. Biasannya saya beri penjelasan pelan-pelan. Intinya dengan bahasa yang tidak menyinggung. Namun kadang saya juga terpancing emosi juga kalau ada nasabah yang ngeyel,” kata Puji sembari tertawa kecil jika mengenang pengalaman itu.



Puji dan sang suami berharap kedepan banyak layanan baru dan juga kemudahan yang diberikan BRI bagi para agen BRILink. Meski saat ini situasi perekonomi nasional sedang tidak menentu, dirinya tetap optmistis layanan BRILink masih banyak yang membutuhkan karena kemudahan yang ditawarkan.

Pengakuan Puji yang merasa keberadaannya sebagai agen BRILink bisa meringankan beban ekonomi keluarga juga diamini Pimpinan Cabang BRI KC Jakarta Otista R Mochamad Yogiprayogi. Menurut Yogi, sejak awal digulirkannya BRILink selain untuk mendekatkan pelayanan BRI kepada nasabah adalah juga menambah penghasilan bagi agen bersangkutan.

“Selain memperluas layanan agar menjangkau semua lapisan masyarakat, keberadaan BRILink memang secara konseptual tujuannya adalah untuk bisa menambah penghasilan dan bisa menjadi sumber ekonomi para agen,” ujar Yogi.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1780 seconds (0.1#10.140)