Kisah Sukses Seorang Karyawan Swasta Banting Setir Jadi Perajin Tahu
Rabu, 20 Maret 2024 - 19:32 WIB
JAKARTA - Pria berusia 55 tahun, Mardi banting setir dari karyawan swasta menjadi perajin tahu. Kini, dia sedang menikmati buah sukses sebagai perajin tahu yang dijalani sejak 1998.
Pada 1998, Mardi memutuskan terjun sebagai perajin tahu di wilayah Cipayung, Jakarta Timur karena sudah paham betul cara memproduksinya. Oleh dikarenakan, sang ayah adalah seorang perajin tahu.
Dia menceritakan sejak masih kecil sudah membantu ayahnya membuat tahu dari tahap awal sampai bisa dijual ke pelanggan. Baginya, pengalaman adalah guru terbaik, apalagi itu diperoleh dari keluarga sendiri.
"Terjun menjadi perajin tahun karena sudah dapat ilmunya turut temurun, ya. Jadi, beralih dari karyawan menjadi perajin dan ingin belajar dagang,” kata Mardi saat ditemui SINDOnews belum lama ini.
Untuk awal usahanya, Mardi memproduksi 30 kilogram tahu dalam satu hari. Oleh dikarenakan, di masih harus berproses mencari pelanggan sehabis memproduksi tahu.
Dari pintu ke pintu, Mardi datangi untuk menjajakan tahunya. Rasa lelah setelah memproduksi tidak terbayar lunas sebelum tahu-tahu miliknya terjual habis agar kembali ke rumah membawa senyuman untuk keluarga kecilnya.
"Dari pintu ke pintu Itu awalnya, sampai saya memiliki 50 pelanggan tetap," ucapnya.
Tetesan keringat ayah dua orang anak itu perlahan membuahkan hasil. Sebab, produksi tahunya awalnya hanya 30 kilogram per hari dan kini sudah 80 kilogram per hari.
Pada 1998, Mardi memutuskan terjun sebagai perajin tahu di wilayah Cipayung, Jakarta Timur karena sudah paham betul cara memproduksinya. Oleh dikarenakan, sang ayah adalah seorang perajin tahu.
Dia menceritakan sejak masih kecil sudah membantu ayahnya membuat tahu dari tahap awal sampai bisa dijual ke pelanggan. Baginya, pengalaman adalah guru terbaik, apalagi itu diperoleh dari keluarga sendiri.
"Terjun menjadi perajin tahun karena sudah dapat ilmunya turut temurun, ya. Jadi, beralih dari karyawan menjadi perajin dan ingin belajar dagang,” kata Mardi saat ditemui SINDOnews belum lama ini.
Untuk awal usahanya, Mardi memproduksi 30 kilogram tahu dalam satu hari. Oleh dikarenakan, di masih harus berproses mencari pelanggan sehabis memproduksi tahu.
Dari pintu ke pintu, Mardi datangi untuk menjajakan tahunya. Rasa lelah setelah memproduksi tidak terbayar lunas sebelum tahu-tahu miliknya terjual habis agar kembali ke rumah membawa senyuman untuk keluarga kecilnya.
"Dari pintu ke pintu Itu awalnya, sampai saya memiliki 50 pelanggan tetap," ucapnya.
Tetesan keringat ayah dua orang anak itu perlahan membuahkan hasil. Sebab, produksi tahunya awalnya hanya 30 kilogram per hari dan kini sudah 80 kilogram per hari.
tulis komentar anda