75 Tahun Merdeka, Ekonom Titip 10 Masalah Ekonomi Ini
Senin, 17 Agustus 2020 - 07:58 WIB
"Investasi kan related ke penyerapan tenaga kerja, kalau misalnya enggak ada investasi ya enggak ada pembukaan lowongan pekerjaan. Jadi pemerintah sekarang ya bagaimana strateginya mengundang investor seluas-luasnya, terutama (untuk investasi) yang padat karya," katanya.
3. Daya beli stagnan
Daya beli menjadi kunci utama dalam membangun fondasi ekonomi Indonesia. Daya beli juga yang diyakini bisa membuat pertumbuhan ekonomi bergerak pada kuartal ketiga. Ekonom Indef Eko Listiyanto mengakui, tren inflasi saat ini terbilang sangat rendah karena daya beli masih lemah, belum mampu mendorong gelait ekonomi.
"Karena itu, berhenti saling menyalahkan. Nyalakan kembali semangat proklamasi, bersama-bersama membangun negeri. Tujuan kita semua sama, perbedaan jangan jadi hambatan. Tidak Ada program ekonomi dari pemerintah yang sempurna. Siapapun presidennya, tugas kita semua anak bangsa untuk menyempurnakannya," tandasnya.
4. Daya saing investasi
Indonesia sebagai negara tujuan investasi langsung (foreign direct investment/FDI) dinilai masih belum menarik. Dalam tiga tahun terakhir ini peringkat Indonesia terus turun. Selain itu jumlah perusahaan di Indonesia juga mulai berkurang.
"Investasi perlu ditingkatkan karena kita tahu daya saing invetasi kita masih rendah. Kalau investasi meningkat pertumbuhan ekonomi juga terdongkrak," jelas Ekonom Indef Bhima Yudistira.
5. Kualitas sumber daya manusia
Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci dalam memajukan Indonesia, selain percepatan pembangunan dalam bidang ekonomi dan infrastruktur.
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, peningkatan kualitas SDM ini adalah fokus utama Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Pasalnya, Indonesia harus dapat memanfaatkan periode bonus demografi pada 2030-2040 mendatang.
3. Daya beli stagnan
Daya beli menjadi kunci utama dalam membangun fondasi ekonomi Indonesia. Daya beli juga yang diyakini bisa membuat pertumbuhan ekonomi bergerak pada kuartal ketiga. Ekonom Indef Eko Listiyanto mengakui, tren inflasi saat ini terbilang sangat rendah karena daya beli masih lemah, belum mampu mendorong gelait ekonomi.
"Karena itu, berhenti saling menyalahkan. Nyalakan kembali semangat proklamasi, bersama-bersama membangun negeri. Tujuan kita semua sama, perbedaan jangan jadi hambatan. Tidak Ada program ekonomi dari pemerintah yang sempurna. Siapapun presidennya, tugas kita semua anak bangsa untuk menyempurnakannya," tandasnya.
4. Daya saing investasi
Indonesia sebagai negara tujuan investasi langsung (foreign direct investment/FDI) dinilai masih belum menarik. Dalam tiga tahun terakhir ini peringkat Indonesia terus turun. Selain itu jumlah perusahaan di Indonesia juga mulai berkurang.
"Investasi perlu ditingkatkan karena kita tahu daya saing invetasi kita masih rendah. Kalau investasi meningkat pertumbuhan ekonomi juga terdongkrak," jelas Ekonom Indef Bhima Yudistira.
5. Kualitas sumber daya manusia
Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci dalam memajukan Indonesia, selain percepatan pembangunan dalam bidang ekonomi dan infrastruktur.
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, peningkatan kualitas SDM ini adalah fokus utama Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Pasalnya, Indonesia harus dapat memanfaatkan periode bonus demografi pada 2030-2040 mendatang.
Lihat Juga :
tulis komentar anda