Anak Buah Erick Thohir Sangkal Ada Perintah BUMN Borong Dolar AS
Jum'at, 19 April 2024 - 15:08 WIB
JAKARTA - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Mahendra Sinulingga menyangkal Menteri BUMN Erick Thohir meminta perusahaan pelat merah memborong dolar AS. Hal tersebut menyusul meningkatnya gejolak geopolitik dan ekonomi global.
"Saya bingung dengan adanya berita yang mengatakan Pak Erick menyuruh BUMN-BUMN borong dolar," ujar Arya kepada wartawan Jakarta, Jumat (19/4/2024).
Dia memastikan, Erick tidak menginstruksikan kepada BUMN untuk memborong dolar AS, namun Erick justru meminta BUMN melakukan langkah antisipatif dalam memonitor situasi perekonomian dunia ke depan.
"Tidak pernah ada Pak Erick ngomong seperti itu. Pak Erick tidak pernah menyuruh BUMN memborong dolar," paparnya.
BUMN, lanjut Arya, mendukung langkah pemerintah untuk meredam dampak pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Di antaranya dengan instrumen dalam bentuk devisa hasil ekspor.
"Pak Erick setuju dengan yang disampaikan Pak Airlangga (Menko Perekonomian) dan Pak Suahasil (Wamenkeu) dari Kemenkeu. Jadi tidak benar Pak Erick mendorong BUMN-BUMN borong dolar," lanjut Arya.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian sebelumnya merespons imbauan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kepada perusahaan-perusahaan pelat merah untuk memborong dolar Amerika Serikat (AS) sebanyak mungkin. Imbauan itu dilontarkan Erick yang memprediksi nilai tukar rupiah akan semakin anjlok bahkan menembus angka Rp16.500 per dolar AS.
Airlangga menegaskan, imbauan Erick yang diberikan saat rupiah kondisi dolar AS tengah menguat ini sebagai sesuatu yang tidak bijak. "Kalau situasi dolar lagi menguat tentu tidak bijaksana untuk beli dolar di harga tinggi. Tentu kita perlu meredam kebutuhan terhadap dolar," jelas Airlangga.
Airlangga menuturkan, pemerintah memiliki cara untuk memperkuat fundamental rupiah. Salah satunya melalui aturan devisa hasil ekspor (DHE). Adapun, cadangan devisa yang kuat dan stabil bisa menjaga dan memperkuat posisi nilai tukar rupiah terhadap USD.
"Saya bingung dengan adanya berita yang mengatakan Pak Erick menyuruh BUMN-BUMN borong dolar," ujar Arya kepada wartawan Jakarta, Jumat (19/4/2024).
Dia memastikan, Erick tidak menginstruksikan kepada BUMN untuk memborong dolar AS, namun Erick justru meminta BUMN melakukan langkah antisipatif dalam memonitor situasi perekonomian dunia ke depan.
"Tidak pernah ada Pak Erick ngomong seperti itu. Pak Erick tidak pernah menyuruh BUMN memborong dolar," paparnya.
BUMN, lanjut Arya, mendukung langkah pemerintah untuk meredam dampak pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Di antaranya dengan instrumen dalam bentuk devisa hasil ekspor.
"Pak Erick setuju dengan yang disampaikan Pak Airlangga (Menko Perekonomian) dan Pak Suahasil (Wamenkeu) dari Kemenkeu. Jadi tidak benar Pak Erick mendorong BUMN-BUMN borong dolar," lanjut Arya.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian sebelumnya merespons imbauan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kepada perusahaan-perusahaan pelat merah untuk memborong dolar Amerika Serikat (AS) sebanyak mungkin. Imbauan itu dilontarkan Erick yang memprediksi nilai tukar rupiah akan semakin anjlok bahkan menembus angka Rp16.500 per dolar AS.
Airlangga menegaskan, imbauan Erick yang diberikan saat rupiah kondisi dolar AS tengah menguat ini sebagai sesuatu yang tidak bijak. "Kalau situasi dolar lagi menguat tentu tidak bijaksana untuk beli dolar di harga tinggi. Tentu kita perlu meredam kebutuhan terhadap dolar," jelas Airlangga.
Airlangga menuturkan, pemerintah memiliki cara untuk memperkuat fundamental rupiah. Salah satunya melalui aturan devisa hasil ekspor (DHE). Adapun, cadangan devisa yang kuat dan stabil bisa menjaga dan memperkuat posisi nilai tukar rupiah terhadap USD.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda