Tensi Iran-Israel Mendidih, Bayang-bayang Perang Guncang Ekonomi Global
Minggu, 21 April 2024 - 17:07 WIB
JAKARTA - Tensi Iran dan Israel yang semakin mendidih mungkin akan melibatkan Amerika Serikat (AS) semakin dekat. Israel di bawah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu telah lama ingin menghancurkan program nuklir Iran. Beberapa pihak di AS juga merasakan hal yang sama.
Eskalasi tersebut dikhawatirkan akan mengguncang ekonomi global. Meskipun intensitas minyak dalam perekonomian dunia telah berkurang lebih dari separuh selama 50 tahun terakhir minyak tetap menjadi sumber energi utama.
Gangguan parah pada pasokan minyak akibat perang ini memiliki dampak kerugian ekonomi yang sangat besar. Bagaimana tidak, kawasan Teluk merupakan penghasil energi terpenting dunia menurut Tinjauan Statistik Energi Dunia 2023. Adapun kawasan ini memiliki 48% cadangan terbukti global dan memproduksi 33% minyak dunia pada 2022.
Baca Juga: Dampak Ngeri Perang Iran-Israel Bagi Perekonomian Indonesia
Lebih buruk lagi, menurut Administrasi Informasi Energi AS, seperlima pasokan minyak dunia melewati Selat Hormuz, di bagian bawah Teluk pada 2018. Ini adalah titik tersendatnya pasokan energi global. Perang antara Iran dan Israel yang mungkin melibatkan AS bisa sangat menghancurkan.
Para pembuat kebijakan yang bertanggung jawab atas ekonomi dunia berkumpul di Washington minggu ini untuk pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia bisa berharap nasihat-nasihat bijaksana akan menang di Timur Tengah.
Mereka memberikan gambaran sistematis tentang kondisi dunia saat ini. Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan kinerja ekonomi dunia baru-baru ini masih jauh lebih baik daripada yang dikhawatirkan, terlepas dari guncangan pada output dan inflasi yang disebabkan oleh pandemi serangan Rusia ke Ukraina, lonjakan harga komoditas, dan pengetatan kebijakan moneter yang tajam.
"Meskipun banyak prediksi suram dunia terhindar dari resesi, sistem perbankan terbukti sangat tangguh, dan pasar negara berkembang dan negara berkembang utama tidak mengalami penghentian tiba-tiba," ujar Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas dikutip Financial Times, Minggu (21/4/2024).
Lonjakan inflasi juga tidak memicu kenaikan harga upah yang tidak terkendali. Secara keseluruhan, ekonomi dunia terbukti lebih fleksibel dan ekspektasi inflasi lebih baik daripada yang diperkirakan banyak orang. "Ini semua adalah kabar baik," kata dia.
Baca Juga: Iran Olok-olok Serangan Israel: Itu Serangan Mainan Anak-anak
Patut dicatat, pertumbuhan output kumulatif pada 2022 dan 2023 melebihi perkiraan IMF pada Oktober 2022 untuk ekonomi global dan setiap pengelompokan yang signifikan di dalamnya, kecuali, yang terpenting, untuk negara-negara berkembang berpenghasilan rendah (LIDC).
Meskipun kinerja jangka pendek ekonomi dunia secara mengejutkan sangat baik kinerja jangka panjang justru sebaliknya. Penurunan pertumbuhan PDB riil per kepala yang mencolok telah terjadi di seluruh dunia sejak awal abad ini.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
Eskalasi tersebut dikhawatirkan akan mengguncang ekonomi global. Meskipun intensitas minyak dalam perekonomian dunia telah berkurang lebih dari separuh selama 50 tahun terakhir minyak tetap menjadi sumber energi utama.
Gangguan parah pada pasokan minyak akibat perang ini memiliki dampak kerugian ekonomi yang sangat besar. Bagaimana tidak, kawasan Teluk merupakan penghasil energi terpenting dunia menurut Tinjauan Statistik Energi Dunia 2023. Adapun kawasan ini memiliki 48% cadangan terbukti global dan memproduksi 33% minyak dunia pada 2022.
Baca Juga: Dampak Ngeri Perang Iran-Israel Bagi Perekonomian Indonesia
Lebih buruk lagi, menurut Administrasi Informasi Energi AS, seperlima pasokan minyak dunia melewati Selat Hormuz, di bagian bawah Teluk pada 2018. Ini adalah titik tersendatnya pasokan energi global. Perang antara Iran dan Israel yang mungkin melibatkan AS bisa sangat menghancurkan.
Para pembuat kebijakan yang bertanggung jawab atas ekonomi dunia berkumpul di Washington minggu ini untuk pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia bisa berharap nasihat-nasihat bijaksana akan menang di Timur Tengah.
Mereka memberikan gambaran sistematis tentang kondisi dunia saat ini. Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan kinerja ekonomi dunia baru-baru ini masih jauh lebih baik daripada yang dikhawatirkan, terlepas dari guncangan pada output dan inflasi yang disebabkan oleh pandemi serangan Rusia ke Ukraina, lonjakan harga komoditas, dan pengetatan kebijakan moneter yang tajam.
"Meskipun banyak prediksi suram dunia terhindar dari resesi, sistem perbankan terbukti sangat tangguh, dan pasar negara berkembang dan negara berkembang utama tidak mengalami penghentian tiba-tiba," ujar Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas dikutip Financial Times, Minggu (21/4/2024).
Lonjakan inflasi juga tidak memicu kenaikan harga upah yang tidak terkendali. Secara keseluruhan, ekonomi dunia terbukti lebih fleksibel dan ekspektasi inflasi lebih baik daripada yang diperkirakan banyak orang. "Ini semua adalah kabar baik," kata dia.
Baca Juga: Iran Olok-olok Serangan Israel: Itu Serangan Mainan Anak-anak
Patut dicatat, pertumbuhan output kumulatif pada 2022 dan 2023 melebihi perkiraan IMF pada Oktober 2022 untuk ekonomi global dan setiap pengelompokan yang signifikan di dalamnya, kecuali, yang terpenting, untuk negara-negara berkembang berpenghasilan rendah (LIDC).
Meskipun kinerja jangka pendek ekonomi dunia secara mengejutkan sangat baik kinerja jangka panjang justru sebaliknya. Penurunan pertumbuhan PDB riil per kepala yang mencolok telah terjadi di seluruh dunia sejak awal abad ini.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
(nng)
tulis komentar anda