Ekonomi Rusia Tetap Tangguh, Terlepas dari Perang dan Sanksi Barat

Sabtu, 11 Mei 2024 - 08:45 WIB
Baca Juga: AS Akui Tak Berdaya Hadapi Rudal Hipersonik Rusia dan Drone Iran

Pada 1 Juli 2023, utang perusahaan non-keuangan mencapai 50,6% dari PDB, sementara utang individu mencapai 20,4% dan utang pemerintah mencapai 16,1%. Tingkat ini lebih baik dibandingkan dengan negara-negara G20, di mana tingkat utang jauh lebih tinggi.

Dedolarisasi telah membantu melindungi ekonomi Rusia dari guncangan keuangan eksternal. Pada musim semi 2023, misalnya, inflasi di AS dan keputusan Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga mendorong penilaian ulang portofolio obligasi bank-bank AS. Hal ini memberikan tekanan pada pasar ekuitas AS dan berkontribusi pada kebangkrutan beberapa pemberi pinjaman. Pasar Rusia, yang pada saat itu sebagian besar telah terputus dari sistem keuangan internasional yang berpusat di AS akibat sanksi, tidak terpengaruh oleh gejolak ini.

Pembekuan cadangan bank sentral Rusia sebesar USD300 miliar pada awal invasi skala penuh ternyata memiliki lebih banyak efek psikologis daripada efek praktis. Sejauh ini, belum ada kebutuhan untuk melakukan pencairan besar-besaran dari cadangan mata uang asing Rusia.

Di tengah arus masuk yang sehat dari penjualan minyak dan gas Rusia di pasar dunia cadangan ini tetap tersedia untuk intervensi jika terjadi ancaman terhadap stabilitas keuangan. Dengan sanksi yang memiliki efek perlindungan dan sistem perbankan yang sehat, tidak ada ancaman yang akan terjadi. Perekonomian, tampaknya telah menyesuaikan diri dengan keseimbangan baru ini.

Rusia telah mampu membangun kembali cadangan bank sentral selama dua tahun terakhir. Oleh karena itu, diragukan bahwa penyitaan aset-aset oleh negara-negara Barat yang telah banyak dibicarakan atau pemindahannya ke Ukraina akan memaksa Moskow ke meja perundingan atau menarik pasukannya dari Ukraina. Kurangnya persatuan di antara negara-negara Barat tentang bagaimana menangani aset-aset yang dibekukan tersebut menunjukkan bahwa setiap upaya untuk menyita aset-aset tersebut dapat menciptakan lebih banyak masalah dengan memperburuk perpecahan politik di Barat dan memicu dampak lanjutan yang tidak diantisipasi.



Meskipun pendapatan non-migas meningkat 25% pada 2023 anggaran negara Rusia menjadi semakin bergantung pada ekspor energi. Jika terjadi resesi global yang menekan harga energi, atau jika sanksi barat terhadap sektor minyak dan gas Rusia diperketat, keuangan negara Rusia akan mengalami kesulitan.

Namun hal ini sangat dipahami oleh Kremlin, yang telah secara sukarela memangkas produksi sesuai dengan keputusan pengaturan OPEC-Plus yang dipimpinnya bersama Arab Saudi dan mengubah cara menghitung pajak minyak. Tujuannya adalah untuk menstabilkan pendapatan minyak dan gas serta menghindari penurunan mendadak dalam pembayaran pajak sektor ini.

Moskow secara umum telah belajar untuk menghindari pembatasan harga minyak yang sengaja dilakukan AS. Kementerian Keuangan Rusia memprediksi bahwa pada 2024 pendapatan minyak dan gas akan meningkat menjadi 11,5 triliun rubel atau USD124 miliar meningkat 30% dari tahun sebelumnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More