AS Tambah Daftar Hitam Perusahaan yang Terkait dengan China dan Rusia

Senin, 13 Mei 2024 - 17:01 WIB
Presiden AS Joe Biden menyapa Presiden China Xi Jinping, di California di sela-sela konferensi Asia-Pacific Economic Cooperative 15 November 2023. FOTO/AP
JAKARTA - Amerika Serikat (AS) menambahkan 37 entitas China ke dalam daftar hitam perdagangan karena alasan keamanan termasuk 11 di antaranya yang dituduh terkait dengan insiden spionase tahun lalu, demikian ungkap Departemen Perdagangan AS pada 9 Mei 2024.

Pemerintahan Joe Biden menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Beijing setelah sebuah balon mata-mata melayang dari Alaska ke South Carolina pada Februari 2023 menyebabkan kemarahan di Washington dan mendorong Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken untuk membatalkan perjalanannya ke China.

Kementerian Luar Negeri China menyatakan itu adalah balon cuaca yang diterbangkan keluar jalur. Setelah insiden bulan Februari, Departemen Perdagangan segera memasukkan lima perusahaan dan satu lembaga penelitian ke dalam daftar entitas yang mendukung upaya modernisasi militer China, khususnya program kedirgantaraan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), termasuk pesawat terbang dan balon.





Perusahaan-perusahaan dan lembaga-lembaga penelitian yang disebutkan dalam daftar tersebut dilarang berbisnis dengan perusahaan-perusahaan AS dan diwajibkan untuk mendapatkan persetujuan dari Departemen Perdagangan AS sebelum mendapatkan barang dan teknologi dari mereka.

Selain 11 perusahaan yang dilaporkan terkait dengan insiden balon mata-mata, 22 perusahaan lainnya juga dimasukkan ke dalam daftar karena terkait dengan upaya China untuk meningkatkan teknologi kuantum dan upaya untuk mendapatkan barang-barang asal AS untuk meningkatkan industri dalam negeri.

"Aktivitas-aktivitas ini memiliki aplikasi militer yang substansial dan menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap keamanan nasional AS," bunyi pernyataan tersebut dilansir dari Kyiv Independent, Senin (13/5/2024).

Beberapa perusahaan yang dijatuhi sanksi juga terkait dengan program nuklir China atau terlibat dalam ekspor ke Rusia. Beijing telah mempertahankan hubungan dekat dengan Moskow selama perang, meningkatkan kerja sama ekonomi dan mengganggu upaya Barat untuk mengisolasi Rusia.



Perdagangan yang diperluas dengan China telah memainkan peran penting dalam memungkinkan Moskow untuk menjaga ekonominya tetap berjalan dan meningkatkan industri militernya meskipun ada tekanan ekonomi dari sanksi Barat.Presiden AS Joe Biden sebelumnya mengumumkan putaran sanksi berskala besar lainnya pada 23 Februari yang menargetkan 500 entitas di Rusia.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More