Kacamata Ekonomi 2020, Nasib Indonesia Akan Sama dengan Malaysia
Rabu, 19 Agustus 2020 - 14:46 WIB
JAKARTA - Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand merupakan negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang resmi sudah mengalami resesi di kuartal-II 2020. Kontraksi ekonomi di empat negara itu disebabkan serangan pandemi virus corona atau Covid-19 yang sudah melanda sejak awal tahun 2020 lalu.
(Baca Juga: Resesi Terdalam Sejak 1998 Telan Thailand )
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, Indonesia akan bernasib sama pada kuartal-III nanti. Kemudian, akan mengalami penurunan minus pada kuartal-IV dan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 akan negatif.
“Melihat kacamata sekarang karena di 2020 kita perkirakan (perekonomian) negative,” kata Faisal saat dihubungi, Rabu (19/8/2020).
Dia menilai apabila strategi pemulihan ekonomi Indonesia baik, maka akan menunjukkan tren yang positif pada tahun 2021 mendatang. “Kalau 2020 negatif, kemungkinan di 2021 positif. Cuma kan ingin positifnya tinggi, ini bergantung terhadap strategi pemulihan ekonominya,” ujarnya.
Lebih lanjut Ia meminta kepada pemerintah tak hanya menghabiskan dana PEN untuk mendukung pelaku UMKM yang berkutat di restrukturisasi kredit dan pinjaman modal kerja. Mereka juga harus diberikan pendampingan agar bisa bertransaksi secara digital.
(Baca Juga: Ekonomi Thailand Resesi, Ini Dampak yang Akan Dialami Indonesia )
Diketahui, pemerintah menetapkan anggaran PEN, pada RAPBN tahun 2021 dengan alokasi anggaran sekitar Rp356,5 triliun. Dari total itu, Rp 48 triliun di antaranya dikhususkan untuk mendukung para pelaku UMKM.
"Jadi bukan hanya kasih stimulus dari segi pendanaan, tapi juga dari sisi pendampingan teknis. Karena masalah terbesar pelaku usaha pada umumnya adalah permintaan yang turun," kata Faisal.
Lihat Juga: Temui Bos Perusahaan Raksasa di AS, Presiden Prabowo: Mereka Percaya dengan Ekonomi Indonesia
(Baca Juga: Resesi Terdalam Sejak 1998 Telan Thailand )
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, Indonesia akan bernasib sama pada kuartal-III nanti. Kemudian, akan mengalami penurunan minus pada kuartal-IV dan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 akan negatif.
“Melihat kacamata sekarang karena di 2020 kita perkirakan (perekonomian) negative,” kata Faisal saat dihubungi, Rabu (19/8/2020).
Dia menilai apabila strategi pemulihan ekonomi Indonesia baik, maka akan menunjukkan tren yang positif pada tahun 2021 mendatang. “Kalau 2020 negatif, kemungkinan di 2021 positif. Cuma kan ingin positifnya tinggi, ini bergantung terhadap strategi pemulihan ekonominya,” ujarnya.
Lebih lanjut Ia meminta kepada pemerintah tak hanya menghabiskan dana PEN untuk mendukung pelaku UMKM yang berkutat di restrukturisasi kredit dan pinjaman modal kerja. Mereka juga harus diberikan pendampingan agar bisa bertransaksi secara digital.
(Baca Juga: Ekonomi Thailand Resesi, Ini Dampak yang Akan Dialami Indonesia )
Diketahui, pemerintah menetapkan anggaran PEN, pada RAPBN tahun 2021 dengan alokasi anggaran sekitar Rp356,5 triliun. Dari total itu, Rp 48 triliun di antaranya dikhususkan untuk mendukung para pelaku UMKM.
"Jadi bukan hanya kasih stimulus dari segi pendanaan, tapi juga dari sisi pendampingan teknis. Karena masalah terbesar pelaku usaha pada umumnya adalah permintaan yang turun," kata Faisal.
Lihat Juga: Temui Bos Perusahaan Raksasa di AS, Presiden Prabowo: Mereka Percaya dengan Ekonomi Indonesia
(akr)
tulis komentar anda