Blokade Perdagangan Minyak Rusia dan Sektor Keuangan, Inggris Jatuhkan Sanksi Baru
Sabtu, 15 Juni 2024 - 05:40 WIB
JAKARTA - Inggris mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) sejalan dengan rangkaian sanksi Bara t terbaru terhadap Rusia , yang menargetkan sektor energi dan sistem keuangan negara pimpinan Vladimir Putin tersebut. Langkah ini sejalan dengan tindakan serupa AS yang berkoordinasi bersama negara-negara maju lainnya dalam G7.
Hal itu berdasarkan pernyataan pemerintah seperti dilansir RT. Secara total, ada 50 entitas dan individu diidentifikasi masuk dalam daftar sanksi terbaru AS, yang bertujuan mengganggu kemampuan Moskow untuk mengatasi batas harga minyak Rusia melalui dugaan penggunaan 'armada bayangan' kapal tanker.
Target baru juga mencakup institusi di jantung sistem keuangan Rusia, khususnya Bursa Efek Moskow dan dua anak perusahaannya, National Clearing Center (NCC) dan National Settlement Depository (NSD). Tindakan itu diambil sesudah koordinasi dengan AS, yang menunjuk MOEX sehari sebelumnya, kata pemerintah Inggris.
Sanksi baru Inggris ini juga menargetkan pemasok amunisi, peralatan mesin, mikroelektronika, dan logistik untuk militer Rusia, termasuk entitas yang berbasis di China, Israel, Kyrgyzstan, dan Turki, bersama dengan kapal-kapal yang mengangkut barang-barang militer dari Korea Utara ke Rusia, menurut pernyataan itu.
"Hari ini kita sekali lagi meningkatkan tekanan ekonomi melalui sanksi untuk menekan kemampuan Rusia dalam mendanai mesin perangnya. (Presiden Rusia Vladimir) Putin harus kalah, dan memotong kemampuannya untuk mendanai konflik berkepanjangan sangat penting," kata Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak.
"Inggris akan selalu berdiri bahu-membahu dengan Ukraina dalam perjuangannya untuk kebebasan," tambahnya.
Sunak menghadiri KTT Pemimpin G7 di Italia, di mana pemerintah Inggris dilaporkan berencana memberikan bantuan keuangan kepada Ukraina senilai 242 juta pounds (USD309 juta).
Langkah-langkah terbaru Inggris datang setelah AS memberikan sanksi tambahan kepada 300 individu dan entitas di Rusia, maupun di tempat lain atas apa yang digambarkan memiliki hubungan dengan "ekonomi perang" Moskow.
Duta Besar Moskow untuk Washington, Anatoly Antonov mengecam tindakan tersebut, dengan menyatakan bahwa Rusia akan menanggapi "dengan tegas" sanksi dan langkah "konfrontatif" lainnya oleh AS.
Hal itu berdasarkan pernyataan pemerintah seperti dilansir RT. Secara total, ada 50 entitas dan individu diidentifikasi masuk dalam daftar sanksi terbaru AS, yang bertujuan mengganggu kemampuan Moskow untuk mengatasi batas harga minyak Rusia melalui dugaan penggunaan 'armada bayangan' kapal tanker.
Target baru juga mencakup institusi di jantung sistem keuangan Rusia, khususnya Bursa Efek Moskow dan dua anak perusahaannya, National Clearing Center (NCC) dan National Settlement Depository (NSD). Tindakan itu diambil sesudah koordinasi dengan AS, yang menunjuk MOEX sehari sebelumnya, kata pemerintah Inggris.
Sanksi baru Inggris ini juga menargetkan pemasok amunisi, peralatan mesin, mikroelektronika, dan logistik untuk militer Rusia, termasuk entitas yang berbasis di China, Israel, Kyrgyzstan, dan Turki, bersama dengan kapal-kapal yang mengangkut barang-barang militer dari Korea Utara ke Rusia, menurut pernyataan itu.
"Hari ini kita sekali lagi meningkatkan tekanan ekonomi melalui sanksi untuk menekan kemampuan Rusia dalam mendanai mesin perangnya. (Presiden Rusia Vladimir) Putin harus kalah, dan memotong kemampuannya untuk mendanai konflik berkepanjangan sangat penting," kata Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak.
"Inggris akan selalu berdiri bahu-membahu dengan Ukraina dalam perjuangannya untuk kebebasan," tambahnya.
Sunak menghadiri KTT Pemimpin G7 di Italia, di mana pemerintah Inggris dilaporkan berencana memberikan bantuan keuangan kepada Ukraina senilai 242 juta pounds (USD309 juta).
Langkah-langkah terbaru Inggris datang setelah AS memberikan sanksi tambahan kepada 300 individu dan entitas di Rusia, maupun di tempat lain atas apa yang digambarkan memiliki hubungan dengan "ekonomi perang" Moskow.
Duta Besar Moskow untuk Washington, Anatoly Antonov mengecam tindakan tersebut, dengan menyatakan bahwa Rusia akan menanggapi "dengan tegas" sanksi dan langkah "konfrontatif" lainnya oleh AS.
(akr)
tulis komentar anda