Lawan Sanksi Baru AS, Rusia dan China Berhasil Temukan Solusi Pembayaran

Sabtu, 22 Juni 2024 - 08:59 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin disambut dengan karpet merah oleh Presiden China Xi Jinping di depan Aula Besar Rakyat di Lapangan Tiananmen, Beijing, pada 16 Mei 2024. FOTO/Reuters
JAKARTA - Rusia dan China telah menemukan siasat baru dalam menghadapi perluasan sanksi Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS). Perdagangan Rusia dan China diblokade minggu lalu menyasar satu-satunya cabang bank Rusia di China. Namun, kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke China bulan lalu telah memastikan bahwa kedua negara memiliki alternatif pembayaran.

Reuters melaporkan sejak kunjungan Presiden Putin tersebut bank-bank di China diberikan wewenang khusus telah didirikan di wilayah perbatasan memungkinkan perusahaan-perusahaan Rusia untuk membuka rekening non-residen (NRA) dengan bank-bank China. Kebijakan tersebut menjadi langkah penting sejak VTB (VTBR.MM) menjadi sasaran sanksi saat membuka cabang baru di Shanghai.





Barat memperluas sanksi ketika Rusia dan China berhasil mencatatkan rekor perdagangan baru dengan mencetak rekor baru sebilai USD240 miliar tahun lalu. Hal itu penting bagi kedua negara sahabat ini untuk terus mempererat kerja sama dengan terus memastikan kelancaran pembayaran.

Solusi ini melibatkan bank-bank regional untuk bisa menghindar dari sanksi AS. Meskipun rumit, Moskow dan Beijing terus mengambil langkah-langkah menghindar dari perluasan sanksi.

Menggunakan bank-bank di wilayah perbatasan memudahkan perantara yang bekerja atas nama perusahaan-perusahaan Rusia untuk berpindah-pindah di antara mereka. Skema yang melibatkan bank-bank kecil yang memiliki bisnis terbatas untuk mengurangi potensi kerugian bagi China.

Namun, jendela bagi mereka untuk melakukan pembayaran untuk perusahaan-perusahaan Rusia mungkin menyempit. Seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS mengatakan bulan ini bahwa mereka sedang berupaya mengidentifikasi bank-bank kecil dengan departemen kepatuhan yang lebih lemah yang masih membantu memproses transaksi yang membantu produksi militer Rusia.



Perdagangan dengan Beijing menjadi lebih penting bagi Rusia sejak Moskow mengirim tentaranya ke Ukraina pada Februari 2022. Bank-bank Rusia kemudian diblokir dari sistem pembayaran global SWIFT. Sementara, banyak negara dan perusahaan Barat memutuskan hubungan dengan Rusia.

"Setelah kunjungan Putin, bank-bank telah muncul di salah satu provinsi di China yang membuka akun NRA untuk perusahaan-perusahaan Rusia di wilayah China," kata salah satu sumber perbankan kepada Reuters, dilansir Sabtu (22/6/2024).
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More