Menengok Krisis Ekonomi dan Ledakan Utang Sri Lanka Rp599 Triliun
Sabtu, 29 Juni 2024 - 14:45 WIB
Negosiasi Utang
Pada bulan April, Sri Lanka menolak proposal pemegang obligasi awal untuk merestrukturisasi utang lebih dari USD12 miliar. Negosiasi formal dengan kreditor swasta internasional akan dilanjutkan dalam waktu dekat setelah sekelompok pemegang obligasi menandatangani perjanjian kerahasiaan akhir pekan lalu.Sri Lanka berutang sekitar USD10,9 miliar kepada bank-bank multilateral. Ditambah Sri Lanka memiliki utang sebesar USD6,2 miliar kepada ADB dan berutang USD4,3 miliar kepada Bank Dunia, tetapi negara itu tidak merestrukturisasi utang multilateral.
Restrukturisasi utang menjadi sangat penting bagi Sri Lanka untuk mencapai surplus anggaran primer 2,3% pada tahun 2025, target fiskal utama yang ditetapkan oleh IMF. Setelah restrukturisasi utang selesai, Sri Lanka berharap dapat mengurangi utangnya secara keseluruhan sebesar USD16,9 miliar.
Utang Domestik
Tak hanya utang luar negeri, Sri Lanka juga beban utang domestik. Di bawah program restrukturisasi utang domestik yang diumumkan pada Juni tahun lalu, Sri Lanka menerima tawaran untuk menukar utang lokal gagal bayar senilai sekitar USD10 miliar dengan obligasi baru.Hal itu membuka jalan buat negosiasi dengan pemegang obligasi dan kreditor bilateral. Sebanyak 3,2 triliun rupee (USD9,91 miliar) dari 8,7 triliun rupee obligasi yang memenuhi syarat untuk pertukaran disepakati, kata kementerian keuangan.
Tinjauan IMF
Awal bulan ini, IMF menyetujui tinjauan kedua bailout Sri Lanka, membuka pelepasan dana USD336 juta. Akan tetapi pemberi pinjaman global memperingatkan ekonomi Sri Lanka tetap rentan meskipun muncul tanda-tanda pemulihan dan mendesak Kolombo untuk berbuat lebih banyak untuk merestrukturisasi beban utangnya yang besar dan kuat.(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda