Masih Sabar, China Ajak UE Bicarakan Lagi Tarif Kendaraan Listrik
Jum'at, 05 Juli 2024 - 17:05 WIB
"Setelah memberlakukan tarif sementara dan melanjutkan penerapannya, kedua belah pihak akan memasuki putaran perundingan berikutnya," tambah Cui. Para ahli memperingatkan bahwa jika UE menerapkan tarif permanen, maka hal ini akan memicu perang dagang dengan China. "UE sekarang harus membenarkan tindakannya secara internal dan eksternal," kata Cui. "Apakah jalur ini mengarah pada potensi perang dagang tergantung pada negosiasi mulai sekarang hingga November."
Sementara, Wang Yiwei, seorang profesor di Fakultas Hubungan Internasional Universitas Renmin mengatakan bahwa keputusan UE ini mencerminkan proteksionisme dan perjuangannya untuk mempertahankan daya saing di bidang ini.
Sementara itu, pejabat tinggi perdagangan UE Valdis Dombrovskis menepis kekhawatiran akan langkah pembalasan dan perang dagang dari Beijing terhadap bisnis Eropa. Dia mengatakan bahwa pembicaraan dengan China masih berlangsung. "Kami tidak melihat dasar untuk (China) melakukan pembalasan, karena apa yang kami lakukan memang sejalan dengan aturan WTO," kata Wakil Presiden Komisi Eropa Dombrovskis seperti dilansir The Guardian.
Di bagian lain, industri otomotif Eropa justru menentang pemberlakuan tarif sementara tersebut. Produsen mobil terbesar di Eropa, Volkswagen, menyampaikan kritiknya terhadap usulan tarif komisi terhadap kendaraan listrik buatan China, dengan alasan bahwa tarif tersebut tidak akan memperkuat industri mobil Eropa dalam jangka panjang.
Volkswagen, yang bergulat dengan penurunan pangsa pasar di China, sebelumnya telah memperingatkan akan adanya pembalasan dari Beijing. "Waktu pengambilan keputusan Komisi UE merugikan lemahnya permintaan saat ini di Jerman dan Eropa," kata perusahaan tersebut. Sementara, Stellantis, pemilik merek otomotif termasuk Citroen, Fiat dan Vauxhall, mengatakan pihaknya tidak akan mengambil sikap defensif dalam persaingan penjualan mobil listrik dan lebih memilih untuk berjuang untuk tetap kompetitif.
Global Times mengutip CEO BMW Oliver Zipse yang mengatakan bahwa pemberlakuan tarif tambahan akan mengarah pada jalan buntu dan tidak akan memperkuat produsen mobil Eropa. China juga menyuarakan pernyataan publik Asosiasi Industri Otomotif Jerman (VDA) yang menyatakan keprihatinannya dan menilai tarif ini merugikan konsumen dan perusahaan Eropa serta tidak mewakili kepentingan UE.
"Kami dengan tegas menyambut baik dialog bersama yang telah dilakukan antara Brussel dan Beijing. Sangat penting bahwa dialog ini juga dilakukan dengan serius. Para pengambil keputusan di pihak Eropa dan China memenuhi tanggung jawab mereka dan menciptakan kondisi persaingan yang adil untuk kedua belah pihak. seluruh pelaku ekonomi yang mendukung tujuan transformasi," kata VDA.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
Sementara, Wang Yiwei, seorang profesor di Fakultas Hubungan Internasional Universitas Renmin mengatakan bahwa keputusan UE ini mencerminkan proteksionisme dan perjuangannya untuk mempertahankan daya saing di bidang ini.
Sementara itu, pejabat tinggi perdagangan UE Valdis Dombrovskis menepis kekhawatiran akan langkah pembalasan dan perang dagang dari Beijing terhadap bisnis Eropa. Dia mengatakan bahwa pembicaraan dengan China masih berlangsung. "Kami tidak melihat dasar untuk (China) melakukan pembalasan, karena apa yang kami lakukan memang sejalan dengan aturan WTO," kata Wakil Presiden Komisi Eropa Dombrovskis seperti dilansir The Guardian.
Di bagian lain, industri otomotif Eropa justru menentang pemberlakuan tarif sementara tersebut. Produsen mobil terbesar di Eropa, Volkswagen, menyampaikan kritiknya terhadap usulan tarif komisi terhadap kendaraan listrik buatan China, dengan alasan bahwa tarif tersebut tidak akan memperkuat industri mobil Eropa dalam jangka panjang.
Volkswagen, yang bergulat dengan penurunan pangsa pasar di China, sebelumnya telah memperingatkan akan adanya pembalasan dari Beijing. "Waktu pengambilan keputusan Komisi UE merugikan lemahnya permintaan saat ini di Jerman dan Eropa," kata perusahaan tersebut. Sementara, Stellantis, pemilik merek otomotif termasuk Citroen, Fiat dan Vauxhall, mengatakan pihaknya tidak akan mengambil sikap defensif dalam persaingan penjualan mobil listrik dan lebih memilih untuk berjuang untuk tetap kompetitif.
Global Times mengutip CEO BMW Oliver Zipse yang mengatakan bahwa pemberlakuan tarif tambahan akan mengarah pada jalan buntu dan tidak akan memperkuat produsen mobil Eropa. China juga menyuarakan pernyataan publik Asosiasi Industri Otomotif Jerman (VDA) yang menyatakan keprihatinannya dan menilai tarif ini merugikan konsumen dan perusahaan Eropa serta tidak mewakili kepentingan UE.
"Kami dengan tegas menyambut baik dialog bersama yang telah dilakukan antara Brussel dan Beijing. Sangat penting bahwa dialog ini juga dilakukan dengan serius. Para pengambil keputusan di pihak Eropa dan China memenuhi tanggung jawab mereka dan menciptakan kondisi persaingan yang adil untuk kedua belah pihak. seluruh pelaku ekonomi yang mendukung tujuan transformasi," kata VDA.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
(fjo)
tulis komentar anda