Arab Saudi Gabung dengan BRICS, Apa yang Lantas Terjadi?

Sabtu, 13 Juli 2024 - 07:36 WIB
Perluasan blok BRICS dengan gabungnya Arab Saudi diharapkan dapat menawarkan peluang investasi baru sekaligus meningkatkan pengaruh global. FOTO/Reuters
JAKARTA - Perluasan blok BRICS dengan bergagungnya Arab Saudi diharapkan dapat menawarkan peluang investasi baru sekaligus meningkatkan pengaruh global.

Arab Saudi bergabung dengan BRICS pada 1 Januari 2024 bersaman dengan Uni Emirate Arab (UEA), Mesir, Iran, dan Ethiopia. Masuknya mereka Aliansi BRICS menggandakan kekuatannya menjadi 10 negara di antaranya Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

"Penambahan dua negara Teluk utama ke dalam blok ini akan meningkatkan tingkat keterkaitan antara kawasan tersebut dan seluruh dunia untuk menarik investasi," ujar Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) untuk wilayah Mena, Jihad Azour kepada The National dikutip, Sabtu (12/7/2024).



Sementara, asisten profesor keuangan di Edinburgh Business School, Heriot-Watt University Ullas Rao mengatakan perluasan blok multilateral BRICS dengan menyertakan Arab Saudi dan UEA merupakan pertanda baik di tengah tantangan geopolitik dan ekonomi yang sedang berlangsung yang dihadapi ekonomi dunia.

"Baik Saudi maupun UEA sebagai negara-negara terkaya dalam hal per kapita dan rumah bagi dana kekayaan negara terbesar, menciptakan peluang pertumbuhan yang sangat besar melalui investasi, perdagangan dan perdagangan," tandasnya.



Menurut IMF, Arab Saudi terus mencatatkan pertumbuhan ekonomi meskipun ada ketidakpastian termasuk suku bunga tinggi, inflasi, dan ketegangan geopolitik karena mereka fokus pada diversifikasi ekonomi mereka.

Ekonomi Arab Saudi, yang tumbuh sebesar 8,7% pada tahun 2022, tingkat pertumbuhan tahunan tertinggi di antara 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Kerajaan ini juga sangat fokus pada ekonomi non-minyak sebagai bagian dari agenda diversifikasi visi 2030.

Sementara itu, ekonomi UEA pada 2023 dengan pertumbuhan PDB minyak diproyeksikan sebesar 0,7% dan PDB non-minyak sebesar 4,5%, didukung kinerja yang kuat di bidang pariwisata, real estat, konstruksi, transportasi, manufaktur, dan lonjakan belanja modal, menurut sebuah laporan baru-baru ini dari Bank Dunia.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More