Malaysia Gabung BRICS, RI harus Ikut? Ini Kata Ekonom
Rabu, 31 Juli 2024 - 15:42 WIB
JAKARTA - Pemerintahan Malaysia secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan blok ekonomi BRICS. Permohonan ini langsung diungkapkan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim pada Minggu (28/7/2024).
Anwar mengatakan ambisi Malaysia bergabung dengan BRICS sudah disampaikannya langsung ketika Menteri Luar Negeri Rusia SergeyLavrovke pusat pemerintahan negeri jiran tersebut.
"Malaysia telah mengirim surat permohonan untuk bergabung dengan organisasi (BRICS) kepada Rusia sebagai ketua BRICS, selain menyatakan keterbukaan untuk berpartisipasi sebagai negara anggota atau mitra strategis," kata Anwardalam pernyataan resminya.
BRICS adalah blok ekonomi dunia yang terdiri atas Rusia, Brazil, India, China, dan Afrika Selatan. Agenda utama blok ini adalah memajukan inisiatif dedolarisasi dengan mengedepankan mata uang lokal. Tujuannya, untuk menurunkan dolar AS dari mata uang cadangan dunia.
Lalu apakah Indonesia harus mengikuti saudara serumpunnya?
Sejumlah pakar ekonomi menilai bahwa Indonesia lebih baik bergabung bersama Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dibandingkan dengan BRICS.
Pengamat Ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah menilai Indonesia lebih baik bergabung dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), atau organisasi internasional yang bergerak dalam bidang ekonomi dan pembangunan.
Piter memandang OECD secara kapasitas, terdiri dari kumpulan negara-negara maju sehingga bisa memacu perkembangan Indonesia lebih baik lagi. Ia mengatakan potensi kerja sama ekonomi yang dibina oleh Indonesia dengan OECD, akan berdampak positif lebih jauh karena perlunya memenuhi standar negara maju.
Anwar mengatakan ambisi Malaysia bergabung dengan BRICS sudah disampaikannya langsung ketika Menteri Luar Negeri Rusia SergeyLavrovke pusat pemerintahan negeri jiran tersebut.
"Malaysia telah mengirim surat permohonan untuk bergabung dengan organisasi (BRICS) kepada Rusia sebagai ketua BRICS, selain menyatakan keterbukaan untuk berpartisipasi sebagai negara anggota atau mitra strategis," kata Anwardalam pernyataan resminya.
BRICS adalah blok ekonomi dunia yang terdiri atas Rusia, Brazil, India, China, dan Afrika Selatan. Agenda utama blok ini adalah memajukan inisiatif dedolarisasi dengan mengedepankan mata uang lokal. Tujuannya, untuk menurunkan dolar AS dari mata uang cadangan dunia.
Lalu apakah Indonesia harus mengikuti saudara serumpunnya?
Sejumlah pakar ekonomi menilai bahwa Indonesia lebih baik bergabung bersama Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dibandingkan dengan BRICS.
Pengamat Ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah menilai Indonesia lebih baik bergabung dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), atau organisasi internasional yang bergerak dalam bidang ekonomi dan pembangunan.
Piter memandang OECD secara kapasitas, terdiri dari kumpulan negara-negara maju sehingga bisa memacu perkembangan Indonesia lebih baik lagi. Ia mengatakan potensi kerja sama ekonomi yang dibina oleh Indonesia dengan OECD, akan berdampak positif lebih jauh karena perlunya memenuhi standar negara maju.
Lihat Juga :
tulis komentar anda