Minta Bantuan Rusia, Tetangga Dekat Indonesia Ini Mantap Gabung BRICS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekspansi BRICS meningkat dengan semakin banyaknya negara yang ingin menjadi bagian dari aliansi ini. BRICS secara resmi telah menerima aplikasi bulan ini dari negara baru yang menyatakan ketertarikannya untuk bergabung dengan blok ini. Langkah ini mengindikasikan bahwa negara-negara berkembang menganggap aliansi ini menguntungkan dan satu-satunya kelompok yang dapat menantang dolar AS.
Negara baru yang secara resmi mengajukan permohonan bulan ini untuk bergabung dengan BRICS adalah Malaysia. Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang sedang berkunjung dan mendiskusikan prospek negara tetangga Indonesia itu gabung dengan BRICS.
Rusia sedang giat berkekspansi dan akan segera menyetujui permintaan Malaysia untuk bergabung dengan blok tersebut. Anwar Ibrahim sedang meminta bantuan Rusia untuk bisa segera gabung BRICS. Terlepas dari itu, keduanya juga membahas situasi perang Israel dan Palestina dan menekankan perlunya gencatan senjata permanen.
Selain itu, keduanya juga mendiskusikan perlunya bantuan kemanusiaan yang cepat di Gaza dan penerimaan Palestina sebagai anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Malaysia telah mengirimkan surat permohonan untuk bergabung dengan organisasi BRICS kepada Rusia sebagai ketua BRICS, selain menyatakan keterbukaan untuk berpartisipasi sebagai negara anggota atau mitra strategis," kata Lavrov dilansir dari Watcher Guru, Selasa (30/7/2024).
Sebanyak 40 negara telah menyatakan minat mereka untuk bergabung dengan BRICS pada 2024. Sebanyak 25 negara telah secara resmi mengajukan permohonan, sedangkan 15 negara lainnya secara informal telah menyatakan ketertarikan mereka untuk bergabung dengan aliansi ini. Oleh karena itu, BRICS memiliki banyak pilihan untuk ekspansi selama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) mendatang.
Agenda utama blok ini adalah memajukan inisiatif dedolarisasi dengan mengedepankan mata uang lokal. Ekspansi tersebut akan membantu BRICS memajukan agenda untuk menurunkan dolar AS dari mata uang cadangan dunia.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Negara baru yang secara resmi mengajukan permohonan bulan ini untuk bergabung dengan BRICS adalah Malaysia. Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang sedang berkunjung dan mendiskusikan prospek negara tetangga Indonesia itu gabung dengan BRICS.
Rusia sedang giat berkekspansi dan akan segera menyetujui permintaan Malaysia untuk bergabung dengan blok tersebut. Anwar Ibrahim sedang meminta bantuan Rusia untuk bisa segera gabung BRICS. Terlepas dari itu, keduanya juga membahas situasi perang Israel dan Palestina dan menekankan perlunya gencatan senjata permanen.
Selain itu, keduanya juga mendiskusikan perlunya bantuan kemanusiaan yang cepat di Gaza dan penerimaan Palestina sebagai anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Malaysia telah mengirimkan surat permohonan untuk bergabung dengan organisasi BRICS kepada Rusia sebagai ketua BRICS, selain menyatakan keterbukaan untuk berpartisipasi sebagai negara anggota atau mitra strategis," kata Lavrov dilansir dari Watcher Guru, Selasa (30/7/2024).
Sebanyak 40 negara telah menyatakan minat mereka untuk bergabung dengan BRICS pada 2024. Sebanyak 25 negara telah secara resmi mengajukan permohonan, sedangkan 15 negara lainnya secara informal telah menyatakan ketertarikan mereka untuk bergabung dengan aliansi ini. Oleh karena itu, BRICS memiliki banyak pilihan untuk ekspansi selama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) mendatang.
Agenda utama blok ini adalah memajukan inisiatif dedolarisasi dengan mengedepankan mata uang lokal. Ekspansi tersebut akan membantu BRICS memajukan agenda untuk menurunkan dolar AS dari mata uang cadangan dunia.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(nng)