108 Negara Berisiko Terjebak Middle Income Trap, Ada Indonesia?
Jum'at, 02 Agustus 2024 - 13:42 WIB
Negara-negara berpenghasilan menengah adalah rumah bagi 6 miliar orang 75% dari populasi global dengan dua dari setiap tiga orang hidup dalam kemiskinan ekstrem. Mereka menghasilkan lebih dari 40% produk domestik bruto global, menjadi sumber lebih dari 60% emisi karbon dan menghadapi tantangan yang jauh lebih besar daripada negara-negara pendahulunya untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah, populasi yang menua dengan cepat, meningkatnya proteksionisme di negara-negara maju, dan kebutuhan untuk mempercepat transisi energi.
Gill mengatakan bahwa akan sulit bagi negara-negara untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah.
"Kami tidak cukup naif untuk berpikir bahwa ini akan mudah. Negara-negara berpenghasilan menengah harus melakukan keajaiban tidak hanya untuk mengangkat diri mereka sendiri ke status berpenghasilan tinggi, tetapi juga untuk beralih dari jalur pertumbuhan intensif karbon yang akan menyebabkan kerusakan lingkungan," kata dia.
Bank Dunia mengusulkan "strategi 3i" untuk negara-negara tergantung pada tahap pembangunan mereka. Negara-negara berpenghasilan rendah dapat fokus hanya pada kebijakan yang dirancang untuk meningkatkan investasi.
Begitu mereka mencapai status berpenghasilan menengah ke bawah, mereka perlu beralih dan memperluas bauran kebijakan investasi dan infusi, yang melibatkan pengadopsian teknologi dari luar negeri dan menyebarkannya ke seluruh perekonomian. Pada tingkat pendapatan menengah ke atas, negara-negara harus beralih lagi ke investasi, infusi, dan inovasi.
Indonesia
Dalam laporan bertajuk The World Development Report 2024: The Middle Income Trap, pendapatan per kapita AS saat ini berada di kisaran USD80.300. Bank Dunia memperkirakan, Indonesia membutuhkan waktu 70 tahun untuk bisa mencapai pendapatan per kapita setara negara maju.
Bahkan dalam jangka waktu tersebut, Indonesia hanya bisa mengimbangi seperempat dari pendapatan per kapita AS, artinya hanya sebesar USD20.075. Adapun pendapatan per kapita Indonesia pada 2023 menurut Bank Dunia baru sekitar USD4.580 atau negara berpendapatan menengah atas atau upper middle income.
Gill mengatakan bahwa akan sulit bagi negara-negara untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah.
"Kami tidak cukup naif untuk berpikir bahwa ini akan mudah. Negara-negara berpenghasilan menengah harus melakukan keajaiban tidak hanya untuk mengangkat diri mereka sendiri ke status berpenghasilan tinggi, tetapi juga untuk beralih dari jalur pertumbuhan intensif karbon yang akan menyebabkan kerusakan lingkungan," kata dia.
Baca Juga
Bank Dunia mengusulkan "strategi 3i" untuk negara-negara tergantung pada tahap pembangunan mereka. Negara-negara berpenghasilan rendah dapat fokus hanya pada kebijakan yang dirancang untuk meningkatkan investasi.
Begitu mereka mencapai status berpenghasilan menengah ke bawah, mereka perlu beralih dan memperluas bauran kebijakan investasi dan infusi, yang melibatkan pengadopsian teknologi dari luar negeri dan menyebarkannya ke seluruh perekonomian. Pada tingkat pendapatan menengah ke atas, negara-negara harus beralih lagi ke investasi, infusi, dan inovasi.
Indonesia
Dalam laporan bertajuk The World Development Report 2024: The Middle Income Trap, pendapatan per kapita AS saat ini berada di kisaran USD80.300. Bank Dunia memperkirakan, Indonesia membutuhkan waktu 70 tahun untuk bisa mencapai pendapatan per kapita setara negara maju.
Bahkan dalam jangka waktu tersebut, Indonesia hanya bisa mengimbangi seperempat dari pendapatan per kapita AS, artinya hanya sebesar USD20.075. Adapun pendapatan per kapita Indonesia pada 2023 menurut Bank Dunia baru sekitar USD4.580 atau negara berpendapatan menengah atas atau upper middle income.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda