Kepercayaan Meningkat Sayap Maskapai Kembali Mengepak

Selasa, 25 Agustus 2020 - 09:33 WIB
Calon penumpang di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta,Tangerang, Banten. Foto: dok/Antara
JAKARTA - Industri penerbangan di Tanah Air mulai beranjak pulih. Hal ini didorong oleh peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi udara di tengah pendemi Covid-19.

Pergerakan penumpang dan pesawat mulai menunjukkan secercah harapan pada periode Juni, Juli, hingga Agustus 2020 ini. Tidak dapat dipungkiri, industri penerbangan nasional sempat terpuruk dengan ada pandemi Covid-19. Pada periode April hingga Mei 2020 mencapai titik terendah karena diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Saat ini pelaku industri penerbangan di Tanah Air akhirnya bisa bernafas lega. Hal tersebut seperti diungkapkan Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon B Prawiraatmadja. Menurutnya, saat ini pergerakan penumpang maupun pesawat sudah mulai membaik. Pergerakan tersebut dimulai sejak Juni hingga Agustus 2020.



“Di Soekarno-Hatta, jumlah traffic atau pergerakan pesawatnya sudah menembus angka target psikologis kami di 500 pergerakan per hari. Artinya, masyarakat sudah percaya diri lagi untuk terbang karena mendapatkan informasi yang benar terkait standar kesehatan dan keselamatan penerbangan,” kata Denon dalam acara Market Review IDX Channel di Jakarta kemarin. (Baca: Industri Penerbangan Diprediksi Baru Pulih Akhir 2022)

Denon mengakui pertumbuhan ini tidak terlepas dari upaya pemerintah bersama seluruh ekosistem di industri penerbangan dalam membuat suatu aturan yang bisa mengembalikan kegiatan produktivitas melalui satu aturan yang dikenal protokol kesehatan baru di dalam bandara maupun di dalam pesawat.

PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai pengelola Bandara Internasional Soekarno-Hatta menyatakan pada Kamis (20/8) pekan lalu frekuensi penerbangan di Soekarno-Hatta kembali mencatat angka tertinggi sejak masa pandemi Covid-19, yakni mencapai 530 penerbangan. Penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta perlahan kembali pulih di masa adaptasi kebiasaan baru, di mana optimalisasi slot time penerbangan telah mencapai 40%-45%.

Memang tidak bisa dipungkiri cukup tingginya frekuensi penerbangan ini menyusul libur panjang 20-23 Agustus 2020. Pola ini seperti kondisi normal, yakni frekuensi penerbangan pada libur panjang lebih tinggi dibandingkan hari biasa. Namun, hal ini juga didukung tingkat pemahaman traveller terhadap protokol kesehatan yang cukup tinggi sehingga membuat aktivitas di bandara berjalan lancar dan operasional penerbangan tidak terganggu.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menjelaskan, transportasi udara memiliki tiga kelebihan dibanding dengan moda transportasi lain. Pertama, fleksibilitas, ditandai dengan besarnya jumlah pergerakan misalnya jika ada permintaan (demand) yang cukup besar, maka maskapai pasti akan membuka rute atau meningkatkan frekuensi penerbangan. (Baca juga: Biar Enggak Resesi, Sri Mulyani Kebut Belanja Pemerintah)

“Kedua, penerbangan juga memiliki kapasitas yang ditandai dengan kemampuan dan daya angkut yang cukup besar dan dapat dimobilisasi secara cepat. Ketiga, konektivitas, di mana moda transportasi udara adalah moda transportasi yang paling cepat dan efisien untuk membuka akses ke dan dari suatu daerah, apalagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan,” jelas Awaluddin.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More