Pidato Kenegaraan Terakhir, Jokowi Klaim Angka Kemiskinan Ekstrem dan Pengangguran Turun
Jum'at, 16 Agustus 2024 - 13:27 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kemiskinan ekstrem di Indonesia turun signifikan dari sebelumnya 6,1 persen menjadi 0,8 persen pada 2024.
Hal itu disampaikan Kepala Negara dalam pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
“Angka kemiskinan ekstrem mampu kita turunkan dari sebelumnya 6,1 persen menjadi 0,8 persen di tahun 2024,” ujar Jokowi.
Tak hanya itu, angka pengangguran juga mampu ditekan dari 5,7 persen menjadi 4,8 persen di tahun 2024.
Capaian lain adalah inflasi di Tanah Air juga bisa dikendalikan di kisaran 2-3 persen saat banyak negara mengalami kenaikan yang luar biasa, bahkan ada yang mencapai lebih dari 200 persen.
Lalu, penurunan angka stunting dari sebelumnya 37,2 persen menjadi 21,5 persen di tahun lalu.
Dalam forum kenegaraan itu, Jokowi juga memamerkan keberhasilan pembangunan infrastruktur di Indonesia selama 10 tahun atau dua periode kepemimpinannya.
Dia menyebut, selama 10 tahun pemerintah mampu membangun sebuah pondasi dan peradaban baru, dengan pembangunan Indonesia sentris, dari pinggiran, membangun dari desa dan dari daerah terluar.
Hal itu disampaikan Kepala Negara dalam pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
“Angka kemiskinan ekstrem mampu kita turunkan dari sebelumnya 6,1 persen menjadi 0,8 persen di tahun 2024,” ujar Jokowi.
Tak hanya itu, angka pengangguran juga mampu ditekan dari 5,7 persen menjadi 4,8 persen di tahun 2024.
Capaian lain adalah inflasi di Tanah Air juga bisa dikendalikan di kisaran 2-3 persen saat banyak negara mengalami kenaikan yang luar biasa, bahkan ada yang mencapai lebih dari 200 persen.
Lalu, penurunan angka stunting dari sebelumnya 37,2 persen menjadi 21,5 persen di tahun lalu.
Dalam forum kenegaraan itu, Jokowi juga memamerkan keberhasilan pembangunan infrastruktur di Indonesia selama 10 tahun atau dua periode kepemimpinannya.
Dia menyebut, selama 10 tahun pemerintah mampu membangun sebuah pondasi dan peradaban baru, dengan pembangunan Indonesia sentris, dari pinggiran, membangun dari desa dan dari daerah terluar.
Lihat Juga :
tulis komentar anda