Bahlil Minta RUU EBET Dipercepat Agar Tak Menyusahkan Prabowo
Selasa, 20 Agustus 2024 - 18:02 WIB
JAKARTA - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Eniya Listiani membeberkan salah satu arahan yang diberikan oleh Bahlil Lahadalia usai resmi menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Eniya menuturkan, khusus sektor EBT, Bahlil meminta pihaknya mempercepat penyelesaian Rancangan Undang-Undangan Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EBET).
"RUU (EBET) ini harus segera diselesaikan, ini masih belum terjadwalkan untuk sidang lagi kan. Itu yang tadi beliau juga meminta itu dipercepat," jelas Eniya ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (20/8/2024).
Eniya menuturkan, permintaan Bahlil mengenai RUU ini agar pemerintahan berikutnya yakni Prabowo-Gibran tidak lagi mengalami hambatan dalam membaca serta mengidentifikasi hal tersebut.
Selain soal RUU EBET, lanjut Eniya, Bahlil juga menyoroti mengenai implementasi bioenergi. Katanya, bioenergi juga akan menjadi prioritas Bahlil.
"Mungkin bukan hanya B50, kita lagi mempersiapkan B40 untuk mandatori ya. Mandatori nanti saya keluarkan Insya Allah ini sudah settle di 1 Januari 2025," terang Eniya.
Diakuinya, sebelum implementasi bioenergi, diperlukan banyak hal seperti pelabuhan, pengiriman serta logistik. Oleh karena itu, dirinya meminta industri harus mempersiapkan hal ini.
Kemudian investasi juga tentunya diperlukan dalam rangka mewujudkan penerapan B50 ini, sehingga pihaknya akan memberikan waktu persiapan sampai dengan Desember 2024.
"Tapi kajian ini tadi saya menyampaikan bahwa kita sudah melakukan kajian B50. Dimana kemarin kan Pak Menteri Pertanian (Mentan) (Amran Sulaiman) juga sudah soft launching untuk B50 waktu di Batu Tulis, kemarin diwakilin oleh Pak Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM (Dadan Kusdiana). Dan tadi diarahkan untuk bukan hanya B50 saja, bisa juga ke B60, nah ini perlu kajian teknis yang paling penting," tutup Eniya
Eniya menuturkan, khusus sektor EBT, Bahlil meminta pihaknya mempercepat penyelesaian Rancangan Undang-Undangan Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EBET).
"RUU (EBET) ini harus segera diselesaikan, ini masih belum terjadwalkan untuk sidang lagi kan. Itu yang tadi beliau juga meminta itu dipercepat," jelas Eniya ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (20/8/2024).
Baca Juga
Eniya menuturkan, permintaan Bahlil mengenai RUU ini agar pemerintahan berikutnya yakni Prabowo-Gibran tidak lagi mengalami hambatan dalam membaca serta mengidentifikasi hal tersebut.
Selain soal RUU EBET, lanjut Eniya, Bahlil juga menyoroti mengenai implementasi bioenergi. Katanya, bioenergi juga akan menjadi prioritas Bahlil.
"Mungkin bukan hanya B50, kita lagi mempersiapkan B40 untuk mandatori ya. Mandatori nanti saya keluarkan Insya Allah ini sudah settle di 1 Januari 2025," terang Eniya.
Diakuinya, sebelum implementasi bioenergi, diperlukan banyak hal seperti pelabuhan, pengiriman serta logistik. Oleh karena itu, dirinya meminta industri harus mempersiapkan hal ini.
Kemudian investasi juga tentunya diperlukan dalam rangka mewujudkan penerapan B50 ini, sehingga pihaknya akan memberikan waktu persiapan sampai dengan Desember 2024.
"Tapi kajian ini tadi saya menyampaikan bahwa kita sudah melakukan kajian B50. Dimana kemarin kan Pak Menteri Pertanian (Mentan) (Amran Sulaiman) juga sudah soft launching untuk B50 waktu di Batu Tulis, kemarin diwakilin oleh Pak Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM (Dadan Kusdiana). Dan tadi diarahkan untuk bukan hanya B50 saja, bisa juga ke B60, nah ini perlu kajian teknis yang paling penting," tutup Eniya
(fch)
Lihat Juga :
tulis komentar anda