Lagi Akur, AS-China Kembali Komitmen Jalankan Kesepakatan Dagang Fase 1

Rabu, 26 Agustus 2020 - 12:49 WIB
Setelah lama terbengkalai, para pejabat tinggi perdagangan AS dan China kembali menegaskan komitmen untuk menjalankan Kesepakatan Perdagangan Fase I. Foto/Ilustrasi
WASHINGTON - Pejabat tinggi perdagangan Amerika serikat (AS) dan China menegaskan kembali komitmen untuk menjalankan Kesepakatan Perdagangan Fase 1, yang telah membuat China tertinggal dalam kewajibannya untuk membeli barang-barang Amerika, dan memberikan dorongan ke pasar keuangan.

Janji itu dibuat dalam panggilan telepon antara Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Wakil Perdana Menteri China Liu He. Percakapan telepon itu juga menjadi dialog formal pertama mereka sejak awal Mei - di tengah kekhawatiran bahwa kesepakatan itu bisa goyah karena memanasnya hubungan AS-China.

"Kedua belah pihak melihat kemajuan dan berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan keberhasilan perjanjian," ungkap kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Rabu (26/8/2020).



(Baca Juga: Ancam Diblokir, TikTok Tantang Donald Trump di Meja Hijau)

Telepon antarpejabat AS-China itu sedianya diharapkan pada 15 Agustus, enam bulan setelah kesepakatan perdagangan diluncurkan. Tetapi, Presiden Donald Trump, yang telah menyatakan kemarahannya kepada China atas pandemi virus corona pekan lalu mengatakan bahwa dia telah menunda pembicaraan dengan China. "Saya tidak ingin berurusan dengan mereka sekarang]," cetusnya baru-baru ini.

Washington dan Beijing telah saling menerapkan sanksi dan pembatasan akibat sejumlah isu yang berkembang antara kedua negara, termasuk undang-undang keamanan nasional baru yang diberlakukan di Hong Kong, klaim teritorial China yang disengketakan di Laut China Selatan, virus corona, dan tuduhan AS atas ancaman keamanan nasional yang diajukan oleh perusahaan teknologi China.

Namun, kini Kementerian Perdagangan China mengonfirmasi bahwa kedua belah pihak memiliki "dialog konstruktif" dan setuju untuk terus mendorong implementasi Kesepakatan Perdagangan Fase 1.

USTR juga menyatakan bahwa mereka membahas langkah-langkah yang telah diambil China untuk melakukan perubahan struktural pada berbagai masalah, termasuk melindungi hak kekayaan intelektual, menghilangkan hambatan bagi perusahaan AS di sektor jasa keuangan dan pertanian dan menghilangkan transfer teknologi paksa.

"Para pihak juga membahas peningkatan yang signifikan. dalam pembelian produk AS oleh China serta tindakan di masa depan yang diperlukan untuk mengimplementasikan perjanjian tersebut," katanya.

(Baca Juga: AS dan China Masih Bersitegang, Menko Luhut Pilih Siapa?)

Berita tentang panggilan tersebut membantu mengangkat saham global dan mata uang Asia. Namun, data menunjukkan realisasi pembelian barang-barang AS oleh China berada jauh di belakang kecepatan yang dibutuhkan untuk memenuhi peningkatan tahun pertama sebesar USD77 miliar yang ditentukan dalam kesepakatan tersebut.

Meski China baru-baru ini meningkatkan pembelian barang-barang pertanian termasuk kedelai, komitmennya untuk membeli barang-barang pertanian AS senilai USD36,5 miliar masih jauh dari kesepakatan. Biro Sensus AS menyebutkan, Negeri Paman Sam itu mengekspor hanya USD7,274 miliar barang pertanian ke China pada paruh pertama tahun ini.
(fai)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More