5 Mata Uang Pengganti Dolar AS, Jika USD Runtuh
Kamis, 29 Agustus 2024 - 09:50 WIB
Mata uang yang satu ini digunakan oleh 20 negara-negara besar Eropa. Meski tak semua anggota Uni Eropa menggunakannya, pengguna euro merupakan negara-negara besar dengan kekuatan ekonomi besar dunia seperti Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, dan Belanda
Euro menyumbang 20% dari devisa global dan utang internasional, masih jauh dari greenback, menurut Bank Sentral Eropa. Namun, "tidak ada mata uang lain yang memiliki popularitas, stabilitas, dan kekuatan ekonomi di belakangnya," kata manajer uang yang berbasis di Afrika Selatan Vestact dalam sebuah catatan kepada klien, menurut Bloomberg pada 10 Mei.
"Satu-satunya mata uang yang samar-samar hampir dapat menggantikan dolar adalah euro."
Kelompok negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan atau yang dikenal dengan sebutan BRICS telah mendorong terbentuknya mata uang bersama. Gagasan tersebut dilontarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada awal Juni 2022.
Belakangan konsep tersebut mulai mendapatkan daya tarik lagi di tengah gerakan de-dolarisasi. "Mengapa kita tidak bisa melakukan perdagangan berdasarkan mata uang kita sendiri?" ungkap Presiden Brasil, Luiz InĂ¡cio Lula da Silva selama kunjungan kenegaraan ke China pada April, lalu menurut The Financial Times.
"Siapa yang memutuskan bahwa dolar adalah mata uang setelah hilangnya standar emas?" tambahnya.
Meski belum dipastikan waktunya, namun wacana ini telah banyak menuai sorotan karena dianggap menjadi ancaman bagi dolar Amerika Serikat (USD). Pembahasan mata uang bersama terus dibahas BRICS, terlebih setelah perluasan dengan kehadiran anggota baru seperti Mesir, Iran, Ethiopia, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
"Mengapa negara-negara BRICS membutuhkan mata uang kelompok seperti SDR? Orang hanya berpikir ini adalah langkah untuk mengatasi hegemoni IMF yang dirasakan AS dan akan memungkinkan BRICS untuk membangun pengaruh dan unit mata uang mereka sendiri dalam lingkup itu," tulis Chris Turner, kepala pasar global di bank Belanda ING dalam catatannya Juni 2022.
Euro menyumbang 20% dari devisa global dan utang internasional, masih jauh dari greenback, menurut Bank Sentral Eropa. Namun, "tidak ada mata uang lain yang memiliki popularitas, stabilitas, dan kekuatan ekonomi di belakangnya," kata manajer uang yang berbasis di Afrika Selatan Vestact dalam sebuah catatan kepada klien, menurut Bloomberg pada 10 Mei.
"Satu-satunya mata uang yang samar-samar hampir dapat menggantikan dolar adalah euro."
3. Mata Uang BRICS
Kelompok negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan atau yang dikenal dengan sebutan BRICS telah mendorong terbentuknya mata uang bersama. Gagasan tersebut dilontarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada awal Juni 2022.
Belakangan konsep tersebut mulai mendapatkan daya tarik lagi di tengah gerakan de-dolarisasi. "Mengapa kita tidak bisa melakukan perdagangan berdasarkan mata uang kita sendiri?" ungkap Presiden Brasil, Luiz InĂ¡cio Lula da Silva selama kunjungan kenegaraan ke China pada April, lalu menurut The Financial Times.
"Siapa yang memutuskan bahwa dolar adalah mata uang setelah hilangnya standar emas?" tambahnya.
Meski belum dipastikan waktunya, namun wacana ini telah banyak menuai sorotan karena dianggap menjadi ancaman bagi dolar Amerika Serikat (USD). Pembahasan mata uang bersama terus dibahas BRICS, terlebih setelah perluasan dengan kehadiran anggota baru seperti Mesir, Iran, Ethiopia, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
"Mengapa negara-negara BRICS membutuhkan mata uang kelompok seperti SDR? Orang hanya berpikir ini adalah langkah untuk mengatasi hegemoni IMF yang dirasakan AS dan akan memungkinkan BRICS untuk membangun pengaruh dan unit mata uang mereka sendiri dalam lingkup itu," tulis Chris Turner, kepala pasar global di bank Belanda ING dalam catatannya Juni 2022.
4. Pound Inggris
Lihat Juga :
tulis komentar anda