5 Mata Uang Pengganti Dolar AS, Jika USD Runtuh

Kamis, 29 Agustus 2024 - 09:50 WIB
Ditambah, memiliki kendali atas mata uang yang dibutuhkan seluruh dunia memperkuat kekuatan suatu negara. Namun yang menjadi diskusi saat ini seputar yuan sebagai mata uang cadangan utama adalah lebih tentang ketegangan geopolitik dan kekuatan ekonomi China daripada utilitas aktual yuan sebagai mata uang cadangan.

Hal itu disampaikan oleh Kepala ekonom China di konsultan TS Lombard yang berbasis di London, Rory Green yang menulis dalam sebuat catatan 28 April. "Penting untuk membedakan antara peningkatan penggunaan RMB internasional dan de-dolarisasi," tambah Green.

Dia mengacu pada yuan yang memiliki nama resmi, renminbi atau RMB. Sederhananya, yuan terikat oleh pembatasan – sebagian besar karena nilainya masih dikelola oleh Beijing.

Pada Maret 2023, yuan hanya menyumbang 2,3% dari pembayaran global melalui SWIFT, sistem keuangan global yang digunakan oleh bank. Sebaliknya, hampir 42% dari semua pembayaran dilakukan dalam dolar AS.

2. Euro



Seperti diketahui euro sudah menjadi mata uang cadangan kedua yang paling umum dipegang di dunia. Sementara itu hubungan Uni Eropa (UE) dan AS sebagai sekutu, tidak menghentikan ambisi Komisi Eropa untuk meningkatkan penggunaan euro dalam pembayaran internasional dan menantang greenback.

Hal ini terbukti dari proposal pada tahun 2018 yang berisikan upaya untuk meningkatkan peran euro setelah mantan Presiden AS Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran secara sepihak.

Sejak saat itu sikap agresif blok mulai mereda, tetapi muncul komentar baru-baru ini dari negara-negara utama Uni Eropa menunjukkan ketegangan dan persaingan blok dengan sekutu terpentingnya.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron memperingatkan soal "ekstrateritorialitas dolar AS," dalam sebuah wawancara dengan Politico bahwa Eropa harus mengurangi ketergantungan pada greenback. Dolar AS sendiri mulai ditinggalkan oleh negara Eropa.

Berdasarkan data Atlantic Council yang mengutip data dari bank sentral AS (Federal Reserve/The) pada periode 1999-2019, hanya 23,1% saja yang menggunakan greenback.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More