Saat Dolar AS Runtuh, 5 Aset Ini Bisa Jadi Alternatif Pengganti USD
Senin, 02 September 2024 - 11:24 WIB
JAKARTA - Dolar Amerika Serikat atau USD tidak akan hilang, akan tetapi deretan aset ini perlahan-lahan mengurangi dominasi Greenback. Dolar AS diketahui sudah menjadi mata uang cadangan dunia sejak perang dunia kedua, serta memainkan peran penting dalam perdagangan dunia.
Tapi belakangan gerakan dedolarisasi semakin menggema secara global, dimana banyak negara mulai membuang dolar AS seiring sanksi Barat terhadap Rusia terkait invasinya ke Ukraina. Beberapa pemimpin dunia hingga tokoh bisnis memberikan peringatan soal penggunaan dolar AS sebagai alat untuk menghukum.
Negara-negara yang terkena sanksi seperti Rusia dan negara-negara berkembang seperti Argentina baru-baru ini mulai menggunakan yuan China untuk perdagangan, terutama dengan China.
Meski begitu, tidak ada indikasi dominasi dolar bisa memudar di masa mendatang, hanya karena mata uang tersebut merupakan bagian integral dari ekonomi dunia.
Dolar sejauh ini masih menjadi mata uang cadangan paling dominan di dunia – yang berarti USD menjadi mata uang asing paling dominan yang dipegang oleh bank sentral dan lembaga keuangan besar untuk dipakai mulai mulai dari investasi hingga pembayaran.
Dilansir Bussiner Insider, lebih dari 70% cadangan devisa dunia disimpan dalam dolar AS pada tahun 1999. Namun persentase tersebut mulai menyusut, menjadi di bawah 60% pada kuartal keempat 2021, kata Dana Moneter Internasional atau IMF.
Ketika selalu ada pesaing strategis Amerika – seperti China – tidak akan berhenti menantang hegemoni Amerika. Terdapat mata uang alternatif seperti krona Swedia, won Korea Selatan, dan dolar Australia dan Kanada yang telah mengurangi kekuatan greenback.
Selain itu ada juga beberapa aset yang bisa menjadi alternatif saat dolar AS runtuh. Berikut 5 aset yang mencoba menggulingkan dominasi dolar.
Tapi belakangan gerakan dedolarisasi semakin menggema secara global, dimana banyak negara mulai membuang dolar AS seiring sanksi Barat terhadap Rusia terkait invasinya ke Ukraina. Beberapa pemimpin dunia hingga tokoh bisnis memberikan peringatan soal penggunaan dolar AS sebagai alat untuk menghukum.
Negara-negara yang terkena sanksi seperti Rusia dan negara-negara berkembang seperti Argentina baru-baru ini mulai menggunakan yuan China untuk perdagangan, terutama dengan China.
Meski begitu, tidak ada indikasi dominasi dolar bisa memudar di masa mendatang, hanya karena mata uang tersebut merupakan bagian integral dari ekonomi dunia.
Dolar sejauh ini masih menjadi mata uang cadangan paling dominan di dunia – yang berarti USD menjadi mata uang asing paling dominan yang dipegang oleh bank sentral dan lembaga keuangan besar untuk dipakai mulai mulai dari investasi hingga pembayaran.
Dilansir Bussiner Insider, lebih dari 70% cadangan devisa dunia disimpan dalam dolar AS pada tahun 1999. Namun persentase tersebut mulai menyusut, menjadi di bawah 60% pada kuartal keempat 2021, kata Dana Moneter Internasional atau IMF.
Ketika selalu ada pesaing strategis Amerika – seperti China – tidak akan berhenti menantang hegemoni Amerika. Terdapat mata uang alternatif seperti krona Swedia, won Korea Selatan, dan dolar Australia dan Kanada yang telah mengurangi kekuatan greenback.
Selain itu ada juga beberapa aset yang bisa menjadi alternatif saat dolar AS runtuh. Berikut 5 aset yang mencoba menggulingkan dominasi dolar.
tulis komentar anda