Saat Dolar AS Runtuh, 5 Aset Ini Bisa Jadi Alternatif Pengganti USD
Senin, 02 September 2024 - 11:24 WIB
1. Emas Kembali Sebagai Penyimpan Nilai
Bank sentral masih menyimpan emas di tengah perdebatan global tentang de-dolarisasi. Anjloknya nilai beberapa mata uang negara berkembang – seperti peso Argentina – juga memacu negara-negara ini untuk melihat aset alternatif untuk cadangan mereka, seperti emas.
Bank sentral Zimbabwe belum lama mengadopsi emas untuk mendukung penjualan pertama mata uang digitalnya, dolar digital Zimbabwe. Negara ini ingin mengurangi permintaan greenback menyusul anjloknya mata uang fiat, yang tidak dipatok dari dolar AS pada 2019.
"Gejolak geopolitik ini tidak akan hilang," kata Karen Karniol-Tambour, co-CIO perusahaan manajemen investasi Bridgewater Associates, pada sebuah konferensi.
Ada "dukungan sekuler yang bergerak lambat untuk emas," katanya.
"Aset tertua dan paling tradisional, emas, sekarang menjadi kendaraan pemberontakan bank sentral terhadap dolar," tulis Chairman Rockefeller International, Ruchir Sharma speerti dilansir The Financial Times.
Pada kuartal pertama tahun 2023, bank sentral mengambil 228,4 ton emas yang ditambahkan ke cadangan global. Angka tersebut meningkat 176% dari tahun lalu, menurut World Gold Council.
Meski begitu masih berada di belakang rekor pembelian emas oleh bank sentral pada tahun 2022, usai mengambil 1.136 ton logam kuning, tulis dewan dalam laporan Februari 2023.
2. Mata Uang Digital
Mata uang digital menjadi salah satu aset yang juga bersaing untuk merebut posisi dolar. Tercatat Yuan China sudah ada dalam format digital, yang telah memicu perdebatan de-dolarisasi bahkan pada tahun 2021 ketika masih menjalani pengujian publik.
tulis komentar anda