Sistem Penghancur Dolar AS Terancam Batal saat KTT BRICS Ditinggal Brazil dan Arab Saudi

Senin, 21 Oktober 2024 - 19:43 WIB
KTT BRICS dipastikan tidak akan diramaikan oleh para petinggi negara-negara anggotanya, setelah Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva membatalkan perjalanan ke Rusia. Foto/Dok
JAKARTA - KTT BRICS dipastikan tidak akan diramaikan oleh para petinggi negara-negara anggotanya, setelah Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva membatalkan perjalanan ke Rusia. Pemimpin Brazil itu dipastikan bakal absen pada pertemuan tahunan BRICS, akibat mengalami cedera awal pekan ini.

KTT BRICS dijadwalkan berlangsung selama tiga hari di kota terbesar kelima Rusia , Kazan yang akan dimulai Selasa (22/10) waktu setempat. Sebelumnya Lula diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin dari Rusia dan Xi Jinping dari China di sela-sela acara KTT BRICS.

Sebagai gantinya, Menteri Luar Negeri Brasil, Mauro Vieira akan menghadiri konferensi pertemuan tingkat tinggi BRICS.



"Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, sesuai dengan saran medis, tidak akan melakukan perjalanan ke KTT BRICS di Kazan karena belum bisa melakukan penerbangan jarak jauh," ungkap dalam sebuah pernyataan singkat pada hari Minggu seperti dilansir RT.

Ia menambahkan, bahwa Lula akan mengambil bagian dalam acara tersebut melalui konferensi video di KTT BRICS dan kembali ke jadwal normalnya di akhir pekan.

Politisi veteran berusia 78 tahun itu dirawat di rumah sakit setelah terluka dalam insiden di kediamannya pada hari Sabtu. Menurut pernyataan dari Rumah Sakit Sirio-Libanes di Sao Paulo, presiden Brasil itu menerima hantaman benda tumpul di bagian belakang kepala. Menurut media lokal, Luiz terpeleset di kamar mandinya.

Setelah menjalani pemeriksaan oleh tim medis, dia disarankan untuk menghindari penerbangan jarak jauh," kata rumah sakit. Presiden Luiz sejak itu telah dipulangkan dan kembali ke rumah.

Sebagai informasi BRICS awalnya didirikan pada tahun 2006 oleh Rusia, China, India, dan Brasil untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dalam ekonomi masing-masing negara. Kelompok ini akhirnya tumbuh dengan sembilan anggota dan memperluas agendanya ke keamanan dan isu-isu global lainnya.

Dalam KTT kali ini, Rusia sebagai pemegang pimpinan BRICS mengusulkan perubahan pada pembayaran lintas batas yang dilakukan di antara negara-negara BRICS yang bertujuan untuk menghindari sistem keuangan global, karena negara yang dikenai sanksi berat ini berusaha untuk melindungi ekonominya sendiri.



Rusia berusaha meyakinkan negara-negara anggota BRICS untuk membangun platform alternatif pembayaran internasional yang akan kebal terhadap sanksi Barat ketika menjadi tuan rumah KTT BRICS yang akan digelar pekan depan. Rusia ingin menggemakan agar negara-negara lain ikut bekerja sama dengannya untuk merombak sistem keuangan global dan mengakhiri dominasi dolar AS .

BRICS memiliki kesempatan unik untuk membentuk arah pembangunan global," kata Lula tahun lalu. "Negara-negara kita bersama-sama mewakili sepertiga dari ekonomi dunia."
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More