Indonesia Gabung Jadi Anggota Penuh BRICS, Dominasi Dolar dalam Bahaya?
Rabu, 08 Januari 2025 - 08:23 WIB
Proposal untuk mata uang bersama telah mendapatkan daya tarik di antara para anggota, dengan Presiden Brasil Luiz InĂ¡cio Lula da Silva berkomitmen untuk memajukan mekanisme pembayaran, yang memfasilitasi perdagangan intra-BRICS selama masa kepresidenannya.
Langkah ini telah menuai kritik tajam dari negara-negara Barat, dengan Presiden terpilih AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif yang tinggi terhadap negara-negara BRICS apabila mereka meninggalkan dolar dalam transaksi perdagangan.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2024 di Rusia semakin menunjukkan ambisi aliansi ini meninggalkan dolar AS. Kehadiran Menteri Luar Negeri RI Sugiono di KTT tersebut menandakan kehendak Indonesia dalam upaya itu.
KTT di Kazan pada 22-24 Oktober 2024 itu menyepakati Deklarasi Kazan. "Kami menugasi para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral untuk terus memmpertimbangkan penerbitan mata uang lokal, perangkat pembayaran dan pembayaran," demikian tercantum dalam deklarasi itu.
Keanggotaan Indonesia dalam BRICS menggarisbawahi pengaruh Indonesia, yang semakin besar di panggung internasional.
"Pencapaian ini menunjukkan peran Indonesia, yang semakin aktif dalam isu-isu global dan komitmen untuk memperkuat kerja sama multilateral untuk menciptakan struktur global yang lebih inklusif dan adil," demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Indonesia, dilansir dari Samaa TV, Rabu (8/1/2025).
Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan negara dengan jumlah penduduk terbanyak, keanggotaan Indonesia diharapkan dapat mendukung agenda BRICS dalam mendorong pembangunan berkelanjutan dan membentuk kembali tata kelola ekonomi global.
Langkah ini telah menuai kritik tajam dari negara-negara Barat, dengan Presiden terpilih AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif yang tinggi terhadap negara-negara BRICS apabila mereka meninggalkan dolar dalam transaksi perdagangan.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2024 di Rusia semakin menunjukkan ambisi aliansi ini meninggalkan dolar AS. Kehadiran Menteri Luar Negeri RI Sugiono di KTT tersebut menandakan kehendak Indonesia dalam upaya itu.
KTT di Kazan pada 22-24 Oktober 2024 itu menyepakati Deklarasi Kazan. "Kami menugasi para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral untuk terus memmpertimbangkan penerbitan mata uang lokal, perangkat pembayaran dan pembayaran," demikian tercantum dalam deklarasi itu.
Peran Global Indonesia yang Terus Berkembang
Keanggotaan Indonesia dalam BRICS menggarisbawahi pengaruh Indonesia, yang semakin besar di panggung internasional.
"Pencapaian ini menunjukkan peran Indonesia, yang semakin aktif dalam isu-isu global dan komitmen untuk memperkuat kerja sama multilateral untuk menciptakan struktur global yang lebih inklusif dan adil," demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Indonesia, dilansir dari Samaa TV, Rabu (8/1/2025).
Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan negara dengan jumlah penduduk terbanyak, keanggotaan Indonesia diharapkan dapat mendukung agenda BRICS dalam mendorong pembangunan berkelanjutan dan membentuk kembali tata kelola ekonomi global.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda