Ekonom Prediksi Inflasi Bulan April Sebesar 0,17%

Minggu, 03 Mei 2020 - 10:09 WIB
Ilustrasi inflasi bahan pangan. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan inflasi bulan April 2020 meningkat menjadi 0,17% month to month (mtm) dari bulan sebelumnya yang tercatat 0,13% mtm. Adapun inflasi tahunan per bulan April diperkirakan sebesar 2,77% secara year on year (yoy) dari bulan sebelumnya yang tercatat 2,96% (yoy).

"Inflasi bulan April disebabkan oleh sekelompok harga yang bergejolak sehingga inflasi akan cenderung meningkat," ujar Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Minggu (3/5/2020).

Dia menerangkan inflasi dari kelompok harga bergejolak terindikasi dari kenaikan sebagian harga komoditas pangan, seperti beras (0,6%), daging sapi (0,3%), bawang merah (13,8%), cabai rawit (2,1%) dan minyak goreng (0,4%) dan gula pasir (8,5%).



Sementara beberapa harga komoditas pangan yang cenderung turun antara lain: daging ayam (-10,3%), telur ayam (-0,5%), bawang putih (-5,8%), cabai merah (-14,5%).

"Tren penurunan sebagian harga komoditas pangan tersebut menunjukkan koordinasi pengendalian inflasi di tingkat nasional dan daerah cenderung baik di tengah Covid 19 ini," katanya.

Josua menambahkan untuk Inflasi inti cenderung stabil di kisaran 2,86% dari bulan sebelumnya yang 2,87%, dipengaruhi oleh inflasi sisi permintaan yang cenderung rendah, namun kenaikan inflasi inti didorong oleh kenaikan harga emas perhiasan sepanjang bulan April.

"Dalam beberapa laporan belakangan, tercatat bahwa beberapa daerah mengalami kelangkaan bahan pokok, seperti beras, jagung, dan gula pasir, yang mana kemudian tercermin dari kenaikan rata-rata ketiga barang tersebut," katanya.

Sambung dia, apabila kelangkaan tersebut dibiarkan maka besar kemungkinan harga akan melambung tinggi dan mengerek inflasi lebih tinggi lagi di bulan berikutnya. Oleh karenanya pemerintah, melalui Bulog, perlu memastikan rantai pasokan dari pulau Jawa dan/atau daerah lainnya tetap terjaga di tengah PSBB yang diberlakukan di berbagai Provinsi.

"Pulau Jawa sendiri merupakan salah satu daerah pusat bahan pangan, dalam hal ini beras dan beberapa bahan pokok lainnya, yang mendistribusikan bahan pangan ke hampir semua pulau di Indonesia," katanya.

Josua menambahkan hal ini berimplikasi bahwa pusat-pusat produksi serta distribusi pangan seperti persawahan, industri makanan dan minuman, dan juga pelabuhan di pulau Jawa tetap harus berjalan normal agar ketersediaan pangan terjamin.

"Selain itu, meskipun pemerintah menyatakan persediaan aman setidaknya hingga Lebaran, di tengah wabah Covid-19 ini, pemerintah perlu juga melakukan relaksasi restriksi impor bahan pokok untuk sementara waktu agar ketersediaan bahan pangan tetap terjaga," pungkasnya.
(bon)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More