Brand Lokal Jaga Pangsa Pasar

Sabtu, 05 September 2020 - 10:15 WIB
The Executive adalah brand fashion asal Indonesia. Brand ini diproduksi di Bandung. Kini, pemasaran The Executive sudah merambah negara Asia Tenggara, salah satunya Malaysia. Foto: dok/Koran SINDO
JAKARTA - Brand besar yang sudah cukup punya nama di dunia mode Tanah Air dan internasional mengalami penurunan penjualan saat pandemi corona (Covid-19). Nama besar tidak menjamin penjualan masih tetap stabil dalam kondisi seperti ini.

Dibutuhkan strategi jitu agar brand lokal dapat bertahan di pasaran. Setidaknya mereka tidak sampai kehilangan pelanggan sebagai dampak wabah corona ini. (Baca: Usai Diperika oleh Dewan Pegawas KPK, Firli Bahuri Memilih Bungkam)

Hammer, brand fashion pria dan wanita yang sudah hadir sejak 1987 ini harus menggunakan sistem jemput bola untuk terus meningkatkan penjualan. General Manager PT Warna Mardhika, Shan Konada, mengaku penjualan memang menurun hingga 80%. Penjualan online yang sudah dilakukan sejak lama pun terus dilakukan, tetapi kini lebih fokus karena pandemi dapat membuat toko mereka tutup.

Selain melalui penjualan online seperti di website atau marketplace, Hammer juga membuka sistem penjualan baru melalui reseller dan dropshipper yang mereka buka. Hammer mengajak masyarakat Indonesia untuk menjual berbagai produk Hammer.

"Cukup membeli minimal 6 potong per item sudah disebut reseller dapat potongan. Biasanya untuk stok, mereka yang sudah punya toko fashion sendiri," jelas Shan.





Sistem ini sudah cukup lama dilakukan untuk daerah yang belum ada toko official Hammer semisal di Aceh. Siapa pun dapat membeli produk Hammer dalam jumlah banyak, tentu dengan harga khusus untuk dijual lagi di toko mereka. Produk Hammer pun dapat dibeli di Aceh berkat toko fashion tersebut yang menjadi reseller Hammer.

Adapun dropship merupakan sistem terbaru yang hadir saat pandemi. Para dropshipper dapat membeli eceran dan akan dikirim langsung oleh pusat. Mereka akan mendapat penghasilan dari komisi penjualan yang mereka lakukan.

Shan menjelaskan, Hammer memanfaatkan Hammer Club yang kini sudah memiliki 20.000 anggota. Dari klub ini Hammer mendapat data konsumen untuk selalu rutin dikirimkan e-katalog.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More